Suara Kelompok Marjinal
Namun harapan pemerintah ini masih belum terealisasi dengan baik. Menurut survei yang dilakukan oleh Trade Union Right Center (TURC), masih banyak pekerja di beberapa daerah tidak mendapatkan bansos.
TURC mengatakan survei ini dilakukan bekerja sama dengan Homenet Indonesia, yaitu jaringan pekerja rumah di Indonesia. TURC mengumpulkan data bekerja sama dengan 10 daerah di Indonesia. Namun, mereka tidak menjelaskan tentang metode survei dilakukan dan berapa responden yang diteliti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada kesulitan untuk mendapat program bansos pemerintah. Melalui survei kami, ada sekitar 94% dari responden belum mendapat bansos," kata perwakilan dari TURC Indri Mahardika dalam Konferensi Pers Suara Kelompok Marjinal Terhimpit Pandemi, Minggu (18/7).
Melalui survei itu, dia menyebut pekerja rumahan cenderung tidak mendapat akses. Bahkan, beberapa dari mereka sudah mengajukan tapi tidak masuk kriteria.
"Alasan responden belum mendapat bansos ini cukup macam-macam. Ada yang tidak tahu bagaimana mendapatkannya, tidak terdaftar, dan banyak juga yang mengajukan tapi tidak mendapatkan akses, tidak termasuk kriteria," lanjutnya.
Padahal, sambung Indri, sejak PPKM darurat diberlakukan, mayoritas pekerja rumahan ikut terimbas. Hal itu dibuktikan dengan merosotnya pendapatan.
Mengacu pada hasil survei internal, 96% dari ibu-ibu pekerja rumahan mengalami penurunan pendapatan. Sementara sebelum PPKM darurat pendapatan mereka berkisar Rp 1-1,5 juta per bulan, kini hanya Rp 500.000
"Paling banyak Rp 500.000-1.000.000. Ini menyedihkan karena hampir semua penghasilan utama dari ibu-ibu ini adalah untuk keluarganya," tuturnya.
Hal senada dilayangkan co-founder Yayasan Peduli Sindroma Down Indonesia (YAPESDI) Dewi Tjakrawinata. Ia menyebut sampai saat ini program pemerintah dalam memberikan bantuan tidak sampai ke tangan masyarakat. Menurutnya, saat ini masyarakat bawah masih sulit mengakses bantuan.
"Omong kosong bantuan-bantuan sosial, bantuan sosial itu tidak nyampai. Yang miskin tetap dikebelakangkan," kata dia.
Bansos Belum Tepat Sasaran
Sementara itu, perwakilan buruh dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyayangkan bansos Corona yang belum tepat sasaran. Buruh bernama Sumiyati yakin ada 50 persen buruh belum menerima bansos sejak awal pandemi.
"Dan ini saya amati di Tangerang, Subang dan Sukabumi," ujar Sumiyati dalam Konferensi Pers Suara Kelompok Marjinal Terhimpit Pandemi, Minggu (18/7).
Dia melanjutkan, sejak di-PHK masih banyak buruh yang tidak mendapat bantuan dari pemerintah. Hal itu berdampak pada kebutuhan sehari-hari yang tidak terpenuhi.
"Lebih dari 50% buruh yang masih belum menerima bansos sampai sekarang," kata dia.
(rdp/rdp)