Jawaban Mahfud Kala Diserang Kritik Gegara Nonton Ikatan Cinta

Round-Up

Jawaban Mahfud Kala Diserang Kritik Gegara Nonton Ikatan Cinta

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 17 Jul 2021 20:30 WIB
Jumpa pers Mahfud Md usai pertemuan dengan TP3
Mahfud Md (Foto: Youtube Sekretariat Presiden)
Jakarta -

Menko Polhukam Mahfud Md buka suara usai dikritik berbagai pihak terkait cuitannya soal nonton sinetron berjudul Ikatan Cinta. Mahfud mengaku tak masalah dikritik.

Menurut Mahfud, kritik merupakan bagian dari demokrasi. Dia mengatakan kritik terhadap dirinya menunjukkan demokrasi yang berjalan.

"Tak apa-apa kalau sinetron. Semua kritik dan dukungan bagus. Terima kasih atas semua kritik dan dukungan untuk cuitan saya itu. Itu artinya demokrasi berjalan, ada yang punya pandangan, ada yang mengkritik, ada yang mendukung, dan ada yang diam saja, tidak ada yang melanggar hukum," kata Mahfud saat dihubungi detikcom, Sabtu (17/6/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahfud juga menjelaskan alasannya membuat cuitan soal hukum pidana terkait salah satu adegan dalam sinetron Ikatan Cinta. Dia menyebut adegan dalam sinetron yang ditonton banyak orang tidak boleh asal-asalan karena berpengaruh terhadap masyarakat.

"Kalau yang itu, saya hanya ingin menyampaikan pesan penting agar di ruang publik yang banyak ditonton orang, hukum dipahami sesuai bidangnya. Ada perbedaan mendasar antara hukum pidana, hukum perdata, dan hukum administrasi. Kalau ini tak dipahami, ya kacau, apalagi kalau diperagakan sebagai tindakan aparat," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini mengatakan tetap bekerja selama PPKM darurat. Mahfud mengaku tetap menjalankan tugas sebagai Menko Polhukam selama PPKM darurat.

"Saya sih tetap bekerja, bahkan yang resmi, seperti rapat-rapat bisa sampai jam 22.00 WIB. Seharian, Jumat kemarin saya rapat berkali-kali sampai jam 21.00 WIB. Terakhir memimpin rapat lintas kementerian/lembaga sampai jam 21.30 WIB, membahas strategi media dan pengamanan G20 Presidency, yang akan berlangsung pada 2022. Ini kan masih ada COVID-19. Jadi mulai dibahas sekarang segala skenarionya," ujar Mahfud.

Awal Mula Kritik ke Mahfud

Kritik terhadap Mahfud ini berawal usai dirinya membuat cuitan sedang nonton Ikatan Cinta. Mahfud menyebut PPKM darurat bisa membuatnya nonton Ikatan Cinta.

"PPKM memberi kesempatan kepada saya nonton serial sinetron 'Ikatan Cinta'. Asyik juga sih, meski agak muter-muter," tulis Mahfud dalam akun Twitter-nya @mohmahfudmd, Kamis (15/7).

Mahfud lalu menilai pemahaman hukum penulis naskah Ikatan Cinta kurang baik. Dia menyoroti salah satu adegan di sinetron tersebut yang pemerannya langsung ditahan polisi karena mengaku membunuh.

Mahfud juga menjelaskan pertimbangan mengapa pengakuan bukan merupakan bukti kuat dalam hukum pidana. Sebab, pelaku sebenarnya bisa saja bukan orang yang mengaku.

"Pembunuh Roy adalah Elsa. Sarah, Ibu Elsa, mengaku sebagai pembunuhnya dan minta dihukum demi melindungi Elsa. Lah, dalam hukum pidana tak sembarang orang mengaku lalu ditahan. Kalau begitu nanti banyak orang berbuat jahat lalu menyuruh (membayar) orang untuk mengaku sehingga pelaku yang sebenarnya bebas," tulis Mahfud.

Cuitan Mahfud itu langsung mendapat kritik. Salah satunya dari Anggota DPR Fraksi Gerindra, Fadli Zon.

"Inilah kalau komando pengendalian COVID tidak langsung dipimpin Presiden. Ada yang sibuk, berjibaku di lapangan, ada yang asyik nonton sinetron Ikatan Cinta. Saran saya Pak @jokowi ambil alih kepemimpinan penanganan darurat COVID. Semua menteri ada tanggung jawab masing-masing. Selamat nonton Pak," kata Fadli dalam akun Twitternya sambil menyertakan emoji tertawa. Fadli Zon menulis cuitan itu sambil menyertakan tweet Mahfud yang mengatakan dia menonton sinetron Ikatan Cinta

Partai Demokrat (PD) juga mengkritik Mahfud yang mengaku bisa menonton sinetron Ikatan Cinta saat PPKM darurat. Demokrat menyebut empati Mahfud drop lantaran menonton Ikatan Cinta.

"Menonton sinetron Ikatan Cinta memang berhasil menaikkan imun tubuh Prof Mahfud, tapi membuat empatinya drop," kata Wasekjen PD Irwan.

"Prof Mahfud harusnya punya ikatan rasa dan cinta dengan apa yang diderita rakyat saat ini, di tengah pembatasan berkehidupan. Apalagi Prof Mahfud harusnya punya tanggung jawab moral dengan banyaknya pernyataan blunder dan meremehkan pandemi ini, yang akhirnya banyak dijadikan pedoman oleh masyarakat," sambung Anggota DPR dari Kalimantan Timur ini.

PKS juga mengkritik Mahfud Md. PKS menyinggung soal empati terhadap tenaga kesehatan yang waktunya habis menangani pasien Corona. Menurut PKS, tenaga kesehatan bahkan tak punya waktu banyak untuk pulang ke rumah.

"Ada kampanye dari tenaga kesehatan (nakes) agar 'masyarakat stay at home, sementara kami berjuang dengan stay at the hospitals'. Kasihan nakes, makin kita tidak disiplin, makin berat kerja mereka," tutur Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera.

"Empati dengan nakes. Mereka jangankan ke bioskop, ke rumah saja tidak bisa," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(haf/haf)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads