Satgas COVID-19 Nusa Tenggara Barat (NTB) mengkonfirmasi kasus COVID-19 aktif di wilayahnya meningkat drastis menjadi 1.318 orang. Sebabnya, mayoritas warga NTB lalai dengan protokol kesehatan (prokes).
"Peningkatan kasus terjadi salah satunya karena kita lalai, longgar terhadap prokes," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dalam keterangannya yang diterima melalui Kabid Humas Dikes Romy Hidayat kepada wartawan, Jumat (16/7/2021).
Data Satgas COVID-19 NTB hingga Kamis (16/7), kasus aktif mencapai 16.660 kasus. Sebanyak 633 orang di antaranya meninggal dunia, 14.503 orang sembuh, dan 1.524 kasus aktif. Ada tambahan 206 kasus aktif dari hari sebelumnya sebanyak 1.318 kasus aktif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Romy mengungkapkan lonjakan jumlah kasus COVID-19 di wilayahnya terjadi sejak 12 Juli lalu, yang terjadi akibat penularan pasien positif COVID-19 pada sepekan hingga 2 pekan sebelumnya.
Dikatakannya, lonjakan kasus mulai terjadi atau terdeteksi sejak 12 Juli 2021 lalu. Namun kasus hariannya tidak sampai di atas 100 persen. Peningkatan ini terjadi karena kondisi penularan pada pasien 1 atau 2 minggu sebelumnya.
"Tanggal 12-15 terjadi peningkatan, untuk harian tidak sampai 100 persen dari hari sebelumnya. Kasus sekarang merupakan kondisi penularan pada 1-2 minggu sebelumnya (masa inkubasi). Mudah-mudahan pembatasan dan prokes yang ketat dapat menurunkan penularan d NTB dan daerah lain," ujarnya.
Kasus COVID terbanyak dari Kota Mataram dengan jumlah kasus 4.603 orang. Sebanyak 171 orang di antaranya meninggal dunia, 382 masih isolasi, dan 4.050 telah sembuh.
Terbanyak kedua terdapat di Kabupaten Lombok Barat dengan jumlah 2.004 orang, dengan angka kematian mencapai 104 orang, 202 masih diisolasi, dan 1.696 telah sembuh.
Selanjutnya ada Kabupaten Sumbawa dengan jumlah kasus 1.989 orang, 94 orang di antaranya meninggal dunia, 198 masih diisolasi, dan 1.695 dinyatakan sembuh.
"Kalau dari data ini kan Kota Mataram tertinggi jumlah kasus positif per tanggal 15 Juli," jelasnya.
Hingga saat ini, Dinas Kesehatan Provinsi NTB belum mendapatkan laporan terkait ketersediaan atau kekurangan tempat tidur rumah sakit (BOR) dari semua tempat perawatan dan isolasi.
"Untuk ketersediaan tempat tidur, masih kami tunggu informasinya dari unit pengelola," tutupnya.
(nvl/nvl)