Kasus aktif COVID-19 di Kota Makassar telah mencapai 2.910 orang. Ketersediaan tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) untuk isolasi pasien COVID sudah 41,83 persen.
Data dari Satgas COVID-19 Makassar hingga Jumat (16/7/2021) tercatat sebanyak 2.910 orang terkonfirmasi aktif positif COVID-19. Sejak awal kasus COVID-19 pertama kali, hingga hari ini total warga di Makassar positif COVID-19 mencapai 34.397, di mana 30.899 atau 89,8% dinyatakan sembuh, 588 atau 1,7% meninggal dunia, dan 2.910 masih dirawat dan menjalani isolasi mandiri.
"Saat ini (BOR) sudah mencapai 41.83 persen dari jumlah 1.700 tempat tidur di sejumlah rumah sakit di Kota Makassar," ujar Plt Kadis Kesehatan Kota Makassar, dr Hadija Iriani dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (16/7).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hadija mengungkapkan, dari total 2.910 orang terkonfirmasi aktif, hanya 696 orang yang menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara sisanya menjalani program isolasi mandiri. Hadija pun menilai positif bertambahnya kasus aktif di Makassar, karena orang positif COVID-19 cepat ditemukan dan diisolasi.
"Saya rasa bagus karena cepat didapat (orang COVID-19) daripada tidak dilaporkan, dan ini (yang didapat) lebih mudah diisolasi, tracing, dan diterapi," katanya.
"Kalau ketersediaan (BOR) masih cukup, mereka (pasien) banyak gejala ringan dan sebagian ada juga karena usia tidak muda lagi," jelasnya.
Karena itu, dia meminta masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan yang ketat selama PPKM mikro di Kota Makassar. Hal ini guna mencegah penyebaran COVID-19.
Sementara itu, Wali Kota Makassar Moh Ramadhan 'Danny' Pomanto mengatakan pihaknya mewaspadai gelombang peningkatan COVID-19. Angkat kasus aktif yang ada saat ini menjadikan pihaknya untuk lebih berhati-hati, agar kasus aktif tidak tembus 60 persen.
"BOR Makassar sudah 41 persen, berarti masih ada spare untuk sampai 60 persen, alarm bahayanya itu ada di 60 persen, insyaallah kita terus dengan Makassar Recover, kita akan terus menekan ke bawah," kata Danny.
"Makanya kenapa ada sistem tersistem, dari hulu ke hilir, kita harus temukan lewat detektor terus di tengah ada COVID-19 hunter, terus ada Raika, kemudian ada terakhir ada isoman atau isolasi apung," tambahnya.
Danny bersyukur lantaran BOR di Makassar masih tersedia, jika dibandingkan dengan daerah lain yang lonjakan kasusnya cukup tinggi.
"Kalau orang lain 80 persen 100 persen di daerah lain, jadi kita masih jauh lebih baik. Tetapi saya masih menganggap ini sudah tidak nyaman, walaupun bagi kami perbandingan masih jauh lebih baik, lebih baik dari yang lain. Kami juga punya data-data yang akurat, apa adanya, dan data betul-betul di temukan di lapangan," imbuhnya.
(nvl/nvl)