Wanita korban pemukulan oknum Satpol PP Gowa Amriana angkat bicara terkait pernyataan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa yang menyebut dirinya tidak hamil. Amriana menegaskan memang hamil dan harus dibuktikan lewat pemeriksaan tukang urut, bukan dokter.
"Jadi saya kalau ke dokter memang tidak bisa (dibuktikan hamil), tidak dapat," kata Amriana dalam video yang viral di media sosial seperti dilihat detikcom, Jumat (16/7/2021). Kuasa hukum Amriana, Ashari Setiawan, membenarkan membenarkan pernyataan itu dan mengizinkan pernyataan Amriana itu dikutip.
Dalam video yang viral itu, Amriana awalnya tampak berbincang dengan sejumlah orang yang menanyakan benar atau tidak dirinya hamil. Amriana pun mengatakan, meski kehamilan itu tidak bisa dibuktikan dokter, kehamilan dirinya tetap bisa disaksikan dalam sejumlah postingan akun Facebook miliknya. Amriana juga berbicara soal perutnya yang kembang kempis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bisa buka semua FB saya, tiap bulan, tiap bulan, perut saya bagaimana, bagaimana. Kadang ini besar, sebentar agak kempis, sebentar besar, sebentar kempis," katanya.
Amriana mengatakan selama ini memang kerap memeriksakan kehamilannya pada tukang urut, bukan pada dokter.
"Tidak, tidak, dokter di itu, apa namanya. Tidak, tidak pernah kusuruh dokter pegang (periksa). Itu apa namanya itu he, itu terakhir di dokter, di tukang urut eh," ungkapnya.
Warga yang berbincang dengan Amriana dalam video viral lantas meminta Amriana menegaskan di mana sebenarnya dia pernah berobat, apakah dengan dokter atau bidan, atau tukang urut. Dia pun menegaskan dia berobat ke tukang urut karena kehamilannya tidak bisa dijangkau dengan pengakuan logika.
"Tidak, masalahnya kan ini pengobatan saya sendiri, memang tidak bisa dijangkau dengan pikiran logika," pungkas Amriana.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Bidang Komunikasi Kabupaten Gowa Arifuddin Zaeni memastikan Amriana tidak hamil. Namun belakangan ia menyebut kabar soal bahwa Amriana tak hamil didapat dari cerita yang berkembang liar.
"Ini kan cerita berkembang, masih harus diuji, masih harus diinvestigasi bahwa yang bersangkutan si korban ini tidak hamil, rekam jejak medis kan tidak bisa dibuka di sini, kita ketahui bersama. Itu domainnya dokter, tapi banyak cerita berkembang di luar. Tapi itu juga harus ditelusuri betul atau tidak," ujar Arifuddin saat konferensi pers di kantor Bupati Gowa, Kamis (15/7).
Sementara itu, Kapolres Gowa AKBP Tri Goffaruddin Pulungan menyebut informasi kehamilan korban masih diselidiki lebih lanjut. Dia mengatakan info kehamilan korban hanya dapat dipastikan lewat keterangan dokter.
"Memang info yang beredar bahwa yang bersangkutan sedang hamil. Tapi untuk memastikannya kita harus menunggu dari pihak kedokteran untuk menyatakan hasil pemeriksaannya apakah yang bersangkutan hamil atau tidak," ujar Tri dalam konperensi pers di Polres Gowa, Kamis (15/7).
Amriana dan suaminya, Ivan, dipukul di warkop miliknya oleh oknum personel Satpol PP Gowa saat razia PPKM pada Rabu (14/7) malam pukul 20.40 Wita. Ivan menegaskan saat itu warkopnya sudah tutup akibat PPKM.
Namun Ivan hanya menutup sebagian pintu warkopnya karena dia sedang live untuk melakukan endorse sejumlah produk. Saat itulah tiba-tiba ada sejumlah orang memasuki warkopnya.
"Sudah itu, ada salah satu (petugas) PPKM wanita menegur istriku karena pakaiannya seksi, apa hubungannya PPKM dengan pakaian seksi? Itu kan warkop sekaligus rumah. Wajar kan pakaian tidur, jadi istriku marah," ujar Ivan.
(hmw/nvl)