Gempa berkekuatan magnitudo (M) 5,9 mengguncang Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Sulawesi Utara. Gempa itu membuat warga panik hingga keluar rumah.
"Warga Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan panik hingga keluar rumah saat gempa dengan magnitudo (M)5,9 terjadi pada Jumat (9/7), pukul 20.31 WIB. BPBD setempat melaporkan gempa tidak memicu terjadinya tsunami," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan tertulis, Jumat (9/7/2021).
Abdul mengungkapkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan menginformasikan warga Kecamatan Bolaanguki, Kabupaten Bolaang Mongodow Selatan, Provinsi Sulawesi Utara, merasakan guncangan sedang dengan durasi 3 hingga 5 detik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pascakejadian, BPBD setempat segera berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mendapatkan situasi lapangan," lanjutnya.
Warga Diimbau Waspada
Warga diimbau untuk selalu waspada dan siaga. Abdul mengatakan, hingga saat ini, belum ada teknologi yang mampu memprediksi terjadinya gempa.
BNPB juga mengimbau masyarakat menyiapkan rencana kesiapsiagaan keluarga untuk mengantisipasi dampak buruk yang dipicu oleh gempa bumi. Menurutnya, korban jiwa terjadi bukan disebabkan gempa tetapi reruntuhan bangunan atau pun material longsor yang dipicu oleh fenomena gempanya.
Di samping itu, masyarakat diharapkan bisa secara mandiri melihat tingkat risiko daerahnya melalui aplikasi inaRISK dan melakukan penilaian terhadap struktur bangunan rumah masing-masing melalui fitur ACEBS yang ada di aplikasi inaRISK personal. Dengan melakukan penilaian mandiri bangunan tempat tinggal, masyarakat bisa memahami tingkat kerentanan bangunan dan melakukan penguatan-penguatan secara mandiri.
BNPB telah berkoordinasi dengan BPBD setempat untuk mendapatkan informasi dan terus memonitor situasi terkini pascakejadian.
Baca juga: Gempa M 3,4 Guncang Garut |
Guncangan Dirasakan di Gorontalo
Koordinator Bidang Mitigasi Tsunami dan Gempa Bumi BMKG, Daryono menyebutkan selain di Bolaang Mongondow Selatan, guncangan juga dirasakan di Gorontalo, Kotamobagu, Bolaang Mongondow Timur, Pohuwato dan Bone Bolango dalam skala III - IV MMI. Kemudian guncangan dirasakan di Luwuk dalam skala III MMI, Taliabu II - III MMI, serta Manado dan Tibawa II MMI.
Skala II MMI artinya getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Skala III MMI artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu. Sedangkan skala IV MMI artinya guncangan dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
Sementara itu, BMKG mencatat sebaran aktivitas gempa di Indonesia selama periode Januari hingga Juni 2021 tercatat 4.701 kali dengan rata-rata 783 kali gempa per bulan. Sedangkan pada bulan lalu, Daryono mencatat gempa 845 kali di wilayah Indonesia.
"Gempa dirasakan 69 kali, magnitudo lebih dari M 5,0 sebanyak 22 kali dan magnitudo kurang dari M 5,0 sebanyak 823 kali," tulis Daryono melalui pesan medsos pada awal Juli lalu (5/7).
Lihat juga Video: Gempa Besar Dirasakan Warga California-Nevada