Disiplin, penegakan hukum tanpa pandang bulu, dan keteladanan dari para pejabat menjadi salah satu kunci penting yang dijalankan Singapura dalam mengatasi pandemi COVID-19. Tak heran bila negara itu kini sudah bersiap memasuki fase berdamai dan hidup berdampingan dengan virus Corona.
Salah satu keteladanan yang diperlihatkan para pejabat di Singapura, menurut Duta Besar RI untuk Singapura Suryo Pratomo, adalah menghilangkan ego sektoral. Juga menahan diri untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri.
"Sejak Februari tahun lalu sampai sekarang boleh dikatakan tidak ada pejabat Singapura yang pergi ke luar negeri, kecuali Menlu," ucap Tommy. Kalaupun sang Menlu ke luar Singapura, seperti ke Indonesia, begitu tiba kembali sang menteri akan langsung menjalani karantina seperti umumnya warga Singapura.
Selain itu, Singapura sejak awal pandemi telah memanfaatkan teknologi digital untuk melakukan tracing. Pemerintah membagikan token khusus kepada semua warga dan membuat aplikasi Trace Together. Dengan aplikasi ini, pelacakan seseorang yang terpapar COVID akan lebih mudah dilakukan, dengan siapa telah melakukan interaksi. Orang-orang yang telah berinteraksi lalu dikirimi pesan agar mereka mengecek kesehatan ke klinik terdekat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Warga yang di ponselnya tak ada aplikasi tersebut dilarang menggunakan berbagai fasilitas umum," kata dia.
Indonesia, kata Suryo Pratomo, yang pernah bertugas di Satgas COVID-19, pernah membuat aplikasi semacam itu, yakni 'Peduli Lindungi'. Tapi aplikasi tersebut tak dikembangkan lebih lanjut kelengkapannya.
Dia pernah mendiskusikan sistem ini dengan Kepala BNPB Doni Monardo dan Kepala BPPT. Setidaknya Indonesia dapat menirunya untuk diterapkan di wilayah level provinsi atau kabupaten/kota.
Tonton video 'Blak-blakan Suryo Pratomo, 7 Kunci Damai dengan Corona':