Kurva pandemi COVID-19 di Jakarta masih menanjak. Kamar jenazah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo, Jakarta Timur, sempat penuh gara-gara bertambahnya kematian pasien COVID-19.
"Beberapa hari ini ya seperti itu, penuh. Kadang-kadang bisa nggak tertampung, kadang-kadang masih bisa tertampung," kata Kepala Humas RSUD Pasar Rebo, Unjuk Kita Merdeka, kepada detikcom, Senin (5/7/2021).
Beruntung, sejak pagi tadi kondisi kamar jenazah RSUD Pasar Rebo sudah tidak terlalu penuh. Namun Unjuk menilai kondisi ini tidak menentu. Karena pandemi COVID-19 masih genting, dinamika berikutnya bisa saja membuat kamar jenazah kembali penuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita belum tahu jam-jam berikutnya. Mudah-mudahan sih nggak ada yang meninggal," kata Unjuk.
"Sejak tanggal 1 Juli sampai saat ini, rata-rata angka kematian COVID-19 di RSUD Pasar Rebo ada 20 orang per hari," ungkapnya.
Simak video 'Klaim Luhut soal Penanganan COVID-19 di Indonesia: "Semua Terkendali"':
Selanjutnya, kondisi penempatan jenazah COVID-19 bila kamar jenazah sedang penuh:
Berbeda dengan jenazah non-COVID-19, jenazah COVID-19 tidak dimasukkan ke lemari pendingin. Jenazah COVID-19 dimasukkan ke peti mati untuk segera diangkut. Namun bila kondisi kamar jenazah penuh, peti-peti itu kadang harus ditaruh sementara di lokasi-lokasi yang memungkinkan. Meski kondisi sudah semakin genting, RSUD Pasar Rebo selalu memperhatikan kepatutan dalam penempatan peti jenazah bila kamar jenazah sedang penuh.
"Beberapa hari lalu, bisa (ditaruh) di depan lift kamar jenazah, di lorong-lorong itu ya. Bisa di ruang rawat lebih dulu (sembari menunggu tempat di kamar jenazah)," kata Unjuk.
Untuk kebutuhan peti jenazah, suplai peti terpenuhi dari berbagai sumber, termasuk donasi atau menjemput ke pihak Dinas Pemakaman (Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta). Meski sejauh ini masih terpenuhi, suplai terkadang tersendat.
"Yah, tercukupi walaupun tersendat ya," kata Unjuk.