Perjalanan hidup Sesa Susanti (36) di dunia pandai kayu banyak mengalami cobaan. Salah satunya adalah cemoohan dari orang-orang yang menilai profesi pandai kayu hanya cocok untuk kaum laki-laki saja.
"Karena biasanya tukang kayu di kita itu, laki-laki yang mengerjakan. Sangat aneh kalau perempuan yang mengerjakan. Makanya banyak yang kontra, banyak disangkutpautkan dengan kodrat, banyak disangkutpautkan dengan berbahaya, itu wajar. Tapi dengan adanya kontra tersebut saya berusaha membuktikan kalau perempuan juga bisa kerja di profesi yang biasa dilakukan laki-laki," ujar Sesa dalam program Sosok di detikcom.
"Saya sih kalau memang dikritisi tentang karya saya, bahkan dibully it's okay. Karena itu jadinya membangun untuk bikin karya yang lebih baik lagi. Tapi kebanyakannya sih tidak. Lebih banyak membully ke personal saya, karena saya perempuan. Itu banyaknya bully-an yang saya dapat," cerita Sesa Susanti.Diakui Sesa, kebanyakan yang nyinyir pada pekerjaannya adalah laki-laki. Tapi Sesa menanggapinya dengan santai, toh profesi ini bukan hal yang terlarang maupun haram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mewariskan "Gen Emansipatif" Kartini |
Berkat pekerjaan yang terbilang penuh resiko, Sesa mendapat apresiasi dari Dinas Pemberdayaan Perempuan. Karena dinilai berani melakukan hal-hal yang terbilang berbahaya. Seperti, memotong kayu, menggunakan mesin potong, melakukan pembubutan, dan masih ada beberapa hal berbahaya lainnya.
"Selama menekuni pekerjaan ini, saya mendapat apresiasi dari Dinas Pemberdayaan Perempuan. Waktu itu masuk 10 besar, perempuan inspiratif untuk Kabupaten Tangerang. Mewakili Dinas Koperasi," kata Sesa sambil tersenyum.
Tetap semangat berkarya ya Sesa!
(fuf/gah)