Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membantah LaporCovid-19 yang menyebut fasilitas kesehatan (faskes) di Indonesia kolaps menghadapi pandemi. Kelompok relawan pemantau COVID-19 itu pun mengaku kecewa terhadap pernyataan Kemenkes.
"Reaksi kami, kecewa dan malu terhadap pernyataan ini. Sudah bukan saatnya melakukan komunikasi yang positif melulu (pencitraan). Harus segera ambil solusi. Datang saja ke RS, lihat sendiri antreannya," kata Koordinator LaporCovid-19 Irma Hidayana kepada wartawan, Minggu (4/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irma mendesak Kemenkes bertanggung jawab penuh atas kondisi ini. Salah satunya menggerakkan jajaran birokrasinya.
"Saatnya Kemenkes bertanggung jawab penuh. Menggerakkan birokrasi. Bukan pencitraan terus guna menyelamatkan diri mereka. Yang mesti dilakukan adalah menyelamatkan jiwa warganya. Nggak usah ditampik berita tentang warga yang meninggal saat isoman. Ini kenyataan yang harus diterima," ungkapnya.
"Bahwa saking faskes nggak mampu menampung, maka ya warga harus isoman dan meninggal tanpa bantuan medis yang layak. Sekarang yang penting tunjukkan bahwa pemerintah bantu konkret mencarikan puskes/RS/ventilator dan sebagainya," lanjutnya.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya LaporCovid-19 menyampaikan sudah ada 269 pasien isoman yang meninggal dunia di luar faskes. Ini menandakan faskes di Indonesia sudah kolaps menghadapi pandemi.
"Berdasarkan hasil penelusuran tim LaporCovid19 di media sosial Twitter, berita online, dan laporan langsung warga ke LaporCovid-19, kami menemukan sedikitnya 269 korban jiwa yang meninggal dunia positif COVID-19," demikian bunyi keterangan pers bersama dari LaporCovid-19, ICW, dan YLBHI, Sabtu (3/7).
Angka 269 orang meninggal dunia ini terus diperbarui berdasarkan laporan yang masuk. Mereka yang meninggal di luar faskes termasuk meninggal dunia saat isolasi mandiri di rumah, saat berupaya mencari fasilitas kesehatan, dan ketika menunggu antrean di IGD RS. Kematian di luar faskes ini terjadi hanya dalam sebulan terakhir.
"Fenomena ini menjadi potret nyata kolapsnya fasilitas kesehatan yang menyebabkan pasien COVID-19 kesulitan mendapatkan layanan medis yang layak. Situasi ini diperparah oleh komunikasi risiko yang buruk, yang menyebabkan sebagian masyarakat menghindari untuk ke rumah sakit dan memilih isolasi mandiri," kata LaporCovid-19.
Simak video 'Menurunnya Kesadaran Masyarakat Berakibat Faskes Indonesia Diprediksi Kolaps':
Tanggapan Kemenkes
Sementara itu, Kemenkes membantah pernyataan yang menyebut fasilitas kesehatan kolaps.
"Kalau kolaps tidak benar ya, bisa dicek ke fasyankesnya," kata Juru Bicara Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi, kepada wartawan, Sabtu (3/7/2021).
Perihal adanya 269 pasien isolasi mandiri (isoman) yang meninggal dunia di luar faskes, pihaknya akan melakukan pengecekan lebih dulu. Nadia menduga bahwa para pasien yang meninggal itu disebabkan keterlambatan penanganan.
"Terlambat, kan yang bisa isoman ada kondisi tertentu. Sebaiknya segera ke IGD saja, jangan menunggu di rumah ya," ucapnya.
Dia menyebut masih banyak rumah sakit yang merawat dan mengkonversi ruang tempat perawatannya untuk menampung pasien COVID-19. Terutama rumah sakit swasta di Jakarta.
"Ini artinya kita butuh ketegasan kepala daerah untuk meminta seluruh fasyankes swasta untuk membantu dalam kondisi seperti ini," ujarnya.