Jejak Politik Rachmawati yang Berseberangan dengan Megawati

Jejak Politik Rachmawati yang Berseberangan dengan Megawati

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 03 Jul 2021 10:47 WIB
Rachmawati Soekarnoputri
Rachmawati Soekarnoputri (Rahel Narda Chaterine/detikcom)
Jakarta -

Rachmawati Soekarnoputri telah meninggal dunia. Menilik jejak politiknya, Rachmawati dikenal selalu berseberangan dengan kakaknya, Megawati Soekarnoputri.

Mega dan Rachma sama-sama putri Sang Proklamator Sukarno dengan Fatmawati. Urutannya, Guntur Soekarnoputra adalah putra sulung, disusul Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh sebagai putra bungsu.

Dihimpun dari catatan pemberitaan detikcom hingga Sabtu (3/7/2021), awal perbedaan sikap politik Rachmawati dengan kakak perempuannya itu terjadi setelah Megawati memutuskan masuk PDI pada era Orde Baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Rachmawati tak setuju Mega masuk PDI

Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto melebur PNI, partainya Sukarno, ke dalam PDI bersama-sama partai lainnya. Ada pula partai-partai islamis yang dilebur ke dalam PPP. Golkar menjadi partai berkuasa.

Diberitakan detikX, putra tertua Sukarno, yakni Guntur, telah membuat kesepakatan dan disepakati adik-adiknya. Isi kesepakatan itu adalah putra-putri Sukarno tidak akan berpolitik sebagai bentuk kekecewaan terhadap Soeharto, yang melebur PNI ke PDI. Namun akhirnya Megawati bersedia masuk PDI pada 1980-an.

Rachmawati sempat bertanya langsung, tapi Megawati hanya diam seribu bahasa. Ia curiga diajaknya trah Sukarno ke arena politik merupakan skenario orang dekat Soeharto, Jenderal LB Moerdani, untuk melemahkan kekuatan Islam.

Megawati Soekarnoputri  saat memberikan sambutan dalam diskusi Megawati Soekarnoputri

"Harus digarisbawahi bahwa ajaran Bung Karno itu tidak untuk satu golongan, namun untuk banyak golongan," kata Rachmawati kepada detikX di kediamannya, Jalan Jatipadang Nomor 54, Jakarta Selatan, pada 2017.

Rachmawati pro-Gus Dur

Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) lengser pada 2001. Rachmawati berpihak pada Gus Dur. Pada masa-masa selanjutnya, Rachmawati pernah keras sekali menilai Megawati. Dalam konteks yang lain, Rachmawati menyebut Megawati pernah makar terhadap Gus Dur.

"Kalau mau bicara secara objektif, yang disebut makar itu adalah Megawati Soekarnoputri. Ketika Gus Dur memerintah, Gus Dur sudah mengatakan memilih Chaeruddin Ismail sebagai Kapolri, tapi Megawati melakukan insubordinasi pembangkangan terhadap Presiden. Dia melakukan apa yang dipilih adalah Bimantoro (Surojo Bimantoro)," kata Rachmawati di kediamannya, Jalan Jatipadang Nomor 54, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, 13 Mei 2019.

PDIP tentu saja membantahnya. Saat itu, PDIP menjelaskan Megawati sebagai wakil presiden dari Presiden Gus Dur berhak mengajukan nama pejabat lingkungan pemerintahan.

Selanjutnya, Rachmawati marah ke Mega soal BLBI, Rachmawati dukung capres Prabowo:

Tonton Video: Ungkapan Dukacita atas Meninggalnya Rachmawati Soekarnoputri

[Gambas:Video 20detik]



Rachmawati marah ke Mega soal BLBI

Dikutip dari detikX, Rachmawati marah kepada Megawati saat menjadi presiden karena mengeluarkan kebijakan release and discharge (surat keterangan lunas) bagi obligor Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Kebijakan itu paling banyak menyedot keuangan negara.

Karena itu pula, Rachmawati berupaya melakukan perlawanan terhadap Megawati dengan mendirikan Partai Pelopor. Partai ini mendapatkan tiga kursi di Dewan Perwakilan Rakyat pada Pemilihan Umum 2004.

Rachmawati jarang bertemu dengan Megawati. Apalagi setelah Jokowi diusung PDIP menjadi calon presiden melawan Prabowo.

Rachmawati dukung Prabowo di Pilpres 2019

Pada 2014, Rachmawati masuk ke Partai Gerindra setelah masuk NasDem. Sebelum keluar dari NasDem, yang saat itu mendukung Jokowi, Rachmawati sempat menerima Prabowo di kediamannya pada 16 Mei 2014. Seusai rekapitulasi Pilpres 2014, Rachmawati tampil mendeklarasikan Front Pelopor mengawal gugatan Pilpres di MK. Dia mendukung gugatan Prabowo-Hatta Rajasa, yang merasa dicurangi pada Pilpres 2014 kala itu.

Rachmawati mendukung pencapresan Prabowo, sedangkan di seberang jalan ada Megawati yang mendukung Jokowi. Lanjut ke Pilpres 2019, Rachmawati juga tetap mendukung Prabowo-Sandiaga Uno.

Momen hangat tercipta saat Kongres V PDIP di Denpasar. Prabowo, Mega dan Puan tampak asyik swafoto bersama. Penasaran?Momen hangat Prabowo, Mega dan Puan, foto diambil sebelum pandemi COVID-19. (Grandyos Zafna/detikcom)

Rachmawati pernah ditangkap terkait makar

Rachmawati sempat kena tangkap jelang Aksi Bela Islam Jilid 3 pada 2 Desember 2016, atau disebut sebagai Aksi 212. Dia ditangkap bersama tokoh-tokoh lain, antara lain Ratna Sarumpaet, Ahmad Dhani, hingga Sri Bintang Pamungkas. Rachmawati bersama delapan orang lain menjadi tersangka dugaan perencanaan makar.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads