Ini Surat Terpanjang dalam Al Quran, Terdiri dari 286 Ayat

Ini Surat Terpanjang dalam Al Quran, Terdiri dari 286 Ayat

Kristina - detikNews
Kamis, 01 Jul 2021 11:05 WIB
Moeslem Woman Reading Al-Quran
Foto: Getty Images/iStockphoto/Poetra Dimatra
Jakarta -

Dalam Al Quran terdapat satu surat yang terdiri dari 286 ayat. Surat tersebut juga disebut sebagai surat terpanjang. Surat apakah itu?

Allah SWT menurunkan Al Quran kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa kebenaran. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al Isra ayat 105:

وَبِالْحَقِّ اَنْزَلْنٰهُ وَبِالْحَقِّ نَزَلَۗ وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا مُبَشِّرًا وَّنَذِيْرًاۘ - ١٠٥

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Dan Kami turunkan (Al-Qur'an) itu dengan sebenarnya dan (Al-Qur'an) itu turun dengan (membawa) kebenaran. Dan Kami mengutus engkau (Muhammad), hanya sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan." (QS. Al Isra: 105)

Al Quran diturunkan secara berangsur-angsur atau bertahap. Wahyu yang pertama kali diterima Nabi Muhammad SAW adalah surat Al Alaq ayat 1-5. Beliau menerima wahyu tersebut di Gua Hira pada 17 Ramadhan.

ADVERTISEMENT

Banyak pendapat mengatakan jumlah ayat yang terdapat dalam Al Quran sebanyak 6.666 ayat. Dikutip dari buku Keseimbangan Matematika dalam Al Quran oleh Abah Salma Alif Sampayya, dalam mushaf yang dicetak di Indonesia, Al Quran terdiri dari 6.236 ayat. Ketika ayat tersebut ditambahkan dengan 112 kalimat basmallah pada awalan surat, maka total ayat Al Quran adalah 6.348 ayat.

Seluruh ayat tersebut terhimpun dalam 114 surat. Adapun, surat terpanjang dalam Al Quran adalah surat Al Baqarah. Dalam urutan Al Quran, surat Al Baqarah menempati urutan ke-2 tepat setelah surat Al Fatihah.

Surat Al Baqarah (البقرة) artinya sapi betina. Disebutkan dalam ayat 67-68 terkait kisah sapi betina. Allah SWT berfirman:

وَاِذْ قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهٖٓ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تَذْبَحُوْا بَقَرَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَتَّخِذُنَا هُزُوًا ۗ قَالَ اَعُوْذُ بِاللّٰهِ اَنْ اَكُوْنَ مِنَ الْجٰهِلِيْنَ - ٦٧ قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَّنَا مَا هِيَ ۗ قَالَ اِنَّهٗ يَقُوْلُ اِنَّهَا بَقَرَةٌ لَّا فَارِضٌ وَّلَا بِكْرٌۗ عَوَانٌۢ بَيْنَ ذٰلِكَ ۗ فَافْعَلُوْا مَا تُؤْمَرُوْنَ - ٦٨

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, "Allah memerintahkan kamu agar menyembelih seekor sapi betina." Mereka bertanya, "Apakah engkau akan menjadikan kami sebagai ejekan?" Dia (Musa) menjawab, "Aku berlindung kepada Allah agar tidak termasuk orang-orang yang bodoh." Mereka berkata, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami tentang (sapi betina) itu." Dia (Musa) menjawab, "Dia (Allah) berfirman, bahwa sapi betina itu tidak tua dan tidak muda, (tetapi) pertengahan antara itu. Maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu." (QS. Al Baqarah: 67-68).

Kisah tersebut dijelaskan oleh Ibnu Katsir dalam bukunya Kisah Para Nabi. Dalam suatu riwayat yang berasal dari Ibnu Abbas, Abid'ah As-Salmani, Abul 'Aliyah, Mujahid, As-Suddi dan ulama lainnya dikisahkan ada seorang kakek tua yang kaya raya di kalangan Bani Israil. Kakek tersebut memiliki keponakan-keponakan yang tamak harta. Mereka menginginkan kematiannya agar dapat mewarisi harta yang dimiliki kakek tersebut.

Suatu hari, salah satu keponakan membunuh kakek tersebut lalu meletakkan jenazahnya di tengah jalan. Hingga kakek tersebut ditemukan oleh salah seorang dari Bani Israil yang membuat mereka gempar. Keponakan satu dan lainnya saling menyalahkan dan merasa bersedih.

Lalu, mereka disarankan untuk mengadukan kematian kakeknya kepada Musa AS. Nabi Musa AS pun memohon petunjuk pada Allah SWT. Lalu, Allah SWT memerintahkan mereka untuk menyembelih sapi betina untuk mengungkap kematian kakeknya.

Singkat cerita, bagian tubuh sapi dipukulkan ke jenazah kakek yang telah meninggal. Tiba-tiba ia berdiri. Lalu, Musa AS bertanya siapa orang yang membunuhnya. Kakek tersebut lalu menunjuk salah satu keponakannya. Setelah itu, ia kembali meninggal dunia.

Surat ini diturunkan di Kota Madinah sehingga tergolong surat Madaniyah. Mujahid berkata sebagaimana dijelaskan oleh Imam As-Suyuthi dalam bukunya yang berjudul Asbabun Nuzul: Sebab-sebab Turunnya Ayat Al Quran, 4 ayat dari awal surat Al Baqarah turun dalam perkara orang-orang mukmin, 2 ayat turun dalam perkara orang kafir, dan 13 ayat turun dalam perkara orang munafik.

Ayat-ayat yang turun dalam perkara orang mukmin adalah ayat 2-5, dalam perkara orang kafir ayat 6-7, dan perkara orang munafik adalah ayat 8-20.

Diriwayatkan dari Ibnu Jarir dari jalur Ibnu Ishaq dari Muhammad bin Abi Muhammad dari Ikrimah atau dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas ra. dalam firman Allah, "Sesungguhnya orang-orang kafir" ayat ini turun pada orang Yahudi Madinah.

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ - ٦

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman."(QS. Al Baqarah: 6).

Surat Al Baqarah juga menjelaskan berbagai perkara lain, seperti perintah untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

(nwy/nwy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads