Penggali Kubur di Bekasi Kewalahan, 1 Hari Tangani 23 Jenazah Pasien COVID

Penggali Kubur di Bekasi Kewalahan, 1 Hari Tangani 23 Jenazah Pasien COVID

Annisa Rizky - detikNews
Rabu, 30 Jun 2021 19:11 WIB
Poster
Ilustrasi pemakaman pasien Corona (Edi Wahyono/detikcom)
Bekasi -

Tukang gali kubur untuk jenazah pasien Corona atau COVID-19 di TPU Mangunjaya, Bekasi, mengaku kewalahan. Ada 23 jenazah yang ditangani dalam satu hari ini.

"Sore ini ada antrean tiga ambulans. Kalau dari pagi total ambulans yang masuk ke TPU ada 23. Kondisi lahan juga sudah mulai berkurang," ujar salah satu tukang gali kubur TPU Mangunjaya, Yan Sartono, kepada detikcom, Rabu (30/6/2021).

Dia mengatakan pihak TPU telah melakukan sejumlah langkah agar tak ada antrean jenazah pasien COVID-19 yang dibawa ke TPU Mangunjaya. Sartono mengatakan hal itu dilakukan agar lahan yang tersisa bisa dimanfaatkan oleh warga Mangunjaya. Pihak TPU hanya menerima pendaftaran dan memproses lahan bagi warga Mangunjaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Makanya kita seleksi dalam penerimaan pendaftaran pemakaman. Kebetulan kan lokasi kita dekat sama kota ya, jadi orang kota kemarin itu masih masuk. Kalau sekarang sudah kita seleksi," kata dia.

Dia mengatakan para penggali kubur kerap kelelahan saat menggali kuburan. Dia menyebut proses penggalian satu liang lahat memakan waktu 1 jam.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, total penggali kubur hanya delapan orang. Dia mengatakan para penggali kubur itu bekerja secara bergantian.

"Jadi ada tim I dan tim II. Hari ini yang kerja grup I, besok grup II, gitu seterusnya. Jadi apa ya, kita sistemnya ganti-gantian setiap harinya. Kita juga melihat dan menyesuaikan kondisi tukang gali biar pada bisa istirahat," ujarnya.

Sartono juga menyebut ada beberapa penggali kubur untuk kuburan bukan pasien COVID-19 yang ditarik membantu mengurus pemakaman pasien COVID-19. Dia menyebut langkah itu diambil berdasarkan pertimbangan pihak TPU.

"Kita ambil tiga sampai empat orang. Terus kita minta bantuan warga juga buat bantu gali kuburan non-COVID-19. Kalau mengandalkan pekerja pokok doang, ya nggak kuat," jelasnya.

Dia mengatakan para penggali kubur memprioritaskan galian untuk jenazah pasien COVID-19. Sedangkan untuk jenazah bukan pasien COVID-19, para penggali kubur meminta bantuan warga sekitar.

"Memang pekerja gali kubur yang non-COVID-19 jumlahnya lebih sedikit. Karena kan kita lagi fokus ke yang COVID-19 juga. Jadi ya kita atur-atur saja, sama menyesuaikan dengan jumlah pekerja juga," tuturnya.

(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads