BEM Universitas Sriwijaya (Unsri) menyoroti tanggapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal kritik dari BEM Universitas Indonesia (UI). BEM Unsri mengungkit ironi pengkritik Jokowi harus siap menghadapi buzzer di media sosial.
Presiden BEM Keluarga Mahasiswa (KM) Unsri, Dwiki Sandy, mengatakan Jokowi memang membebaskan siapa pun menyampaikan kritik. Namun, katanya, ada buzzer yang bakal menyerang para pengkritik Jokowi.
"Ya, kita dibebaskan memberikan kritik, tapi harus kuat mental menghadapi buzzer Istana. Itu sama saja bohong, alias 'new lip service'," kata Dwiki kepada wartawan, Rabu (30/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia kemudian mencontohkan serangan terhadap Ketua BEM UI, Leon Alvinda Putra. Dia menyayangkan serangan buzzer ke Leon, padahal Jokowi sendiri tak mempermasalahkan dirinya dikritik.
"Serangan buzzeRp semakin masif, mulai dari peretasan sampai pada menggali postingan Ketua BEM UI 8 tahun silam. Amat disayangkan sebenarnya, sebab Presiden Jokowi sudah ber-statement bahwa kritik adalah hal yang diperbolehkan," kata Dwiki.
Dia mengatakan BEM Unsri bakal mendukung pihak yang memperjuangkan kepentingan masyarakat dan kebebasan berpendapat. Dia mengingatkan agar buzzer ditertibkan demi membuat demokrasi lebih baik.
"Kami BEM KM Unsri tetap berada pada barisan yang memperjuangkan kepentingan masyarakat, dan melawan segala bentuk pembungkaman kebebasan berpendapat," ucapnya.
"Terakhir, kami mengingatkan kepada Presiden Jokowi untuk mengkondisikan buzzer Istana, karena itu merusak tatanan demokrasi di negara kita," sambung Dwiki.
Pernyataan Jokowi Tanggapi Kritik BEM UI
Jokowi sebelumnya menanggapi postingan BEM UI terkait 'Jokowi King of Lip Service'. Jokowi mengatakan hal ini merupakan bentuk ekspresi kritik dari mahasiswa.
"Saya kira ini bentuk ekspresi mahasiswa, ini negara demokrasi jadi kritik boleh-boleh saja," ujar Jokowi dalam keterangannya yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (29/6).
Jokowi juga meminta pihak kampus tidak menghalangi mahasiswa. Meski demikian, dia mengingatkan tata krama dalam masyarakat.
"Universitas tidak perlu menghalangi mahasiswa untuk berekspresi. Tapi ingat kita ini memiliki budaya tatakrama budaya kesopansantunan saya kira biasa," tuturnya.
Simak Video: Jokowi Jawab Kritik 'King of Lip Service': Ini Bentuk Ekspresi Mahasiswa