Anggota Komisi III DPR RI Heru Widodo merespons positif kritik BEM UI kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal 'king of lip service'. Heru meminta kritik BEM UI itu tidak dibawa-bawa ke ranah hukum.
"Itu (kritik BEM UI) bagian dari ekspresi berpendapat yang sudah diatur dalam demokrasi. Jangan disangkutpautkan ke ranah hukum," kata Heru kepada wartawan, Rabu (30/6/2021).
Heru mengakui setiap warga negara Indonesia memiliki hak sama di mata hukum. Ketua Umum DPN Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) itu meminta penegak hukum bersikap bijaksana bilamana ada pihak yang mempersoalkan kritik BEM UI itu ke ranah hukum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak menghendaki persoalan ini masuk ke ranah hukum ya. Tapi, jika ada aduan, saya sarankan kepolisian melihat urgensi dari persoalan ini," imbau Heru.
Lebih lanjut, anggota DPR daerah pemilihan (dapil) Kalimantan Selatan itu mengingatkan kembali pesan Kapolri. Heru mengingatkan kembali pesan Jenderal Listyo Sigit Prabowo soal skala prioritas.
"Kapolri sering ingatkan, jangan sedikit-sedikit lapor dan sedikit sedikit pelanggaran hukum. Masih banyak kasus penting lain yang harus dituntaskan, salah satu contoh hukuman WNA terpidana mati justru dicabut. Ini loh perlu dikaji," sebut anggota DPR dari Fraksi PKB itu.
"Jangan kita abaikan peran strategis mahasiswa, bahwa mahasiswa pengawal demokrasi dan adanya reformasi adalah peran nyata mahasiswa," pungkas Heru.
Lihat juga video 'Mengenal Ari Kuncoro, Rektor UI Sekaligus Pejabat Bank BUMN':
Baca respons anggota DPR lainnya di halaman berikutnya.
Terpisah, anggota DPR dari Fraksi NasDem Willy Aditya juga meminta pihak rektorat UI tidak reaksional dalam menanggapi kritik mahasiswanya ke Jokowi. Sebab, sebut dia, Jokowi sendiri adalah pemimpinan yang terbuka dengan kritik.
"Kritik dalam era demokrasi suatu hal yang wajar, dan bagi mahasiswa kan mereka biasa melakukan pesan solidaritas. Itu ciri khas mahasiswa. Sehingga, bagaimana dalam kondisi seperti ini Pak Jokowi juga saya pikir orang yang open kritik sehingga bagaimana kemudian pihak rektorat tidak reaksional dalam menghadapi kritik-kritik ini, tapi justru open mind, itu suatu hal yang wajar," papar Willy.
Willy kemudian mencontohkan apa yang terjadi di Amerika Serita (AS). Wakil Ketua Baleg DPR itu mengulas kritik terhadap Barack Obama saat menjabat Presiden AS.
"Obama aja dibilang Obama bin Laden di Amerika sana, bukan suatu hal yang masalah. Pak Jokowi kan selama ini dikritik seperti apapun beliau sudah biasa," sebut Willy.
Tak berbeda dengan sikap anggota Komisi III DPR dari Fraksi Gerindra, Habiburokhman. Habiburokhman memuji sikap Jokowi dalam merespons kritik BEM UI.
"Tanggapan Pak Jokowi sangat tepat, kita nggak boleh halangi kritik dan represi orang yang mengkritik," katanya.
"Kalau orang masih mau kritik, berarti mereka masih peduli dan menaruh harapan pada kita. Kritikan harus dijawab dengan penjelasan yang elegan," imbuh Waketum Gerindra itu.
Habiburokhman meminta pemerintah menjawab dengan elegan setiap kritik. Dia meminta agar setiap kritik tidak direspons secara berlebihan.
"Kalau ada beberapa harapan belum terpenuhi, tinggal dijelaskan saja apa hambatannya dan apa upaya yang sedang dilakukan untuk memenuhi harapan tersebut," ucap Habiburokhman.