Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa memanggil komandan kodim (dandim) yang berbadan gemuk. Para dandim itu mengatakan alasan dan penyebab mereka gemuk.
Pemanggilan dandim-dandim gemuk atau Andika menyebut gembrot itu dilakukan saat acara Temu Dandrem-Dandim Tahun 2020. Suasana saat Andika memanggil dandim tersebut sangat cair dan tawa.
Dalam video yang diunggah oleh akun YouTube TNI AD, Selasa (29/7/2021). Salah satu dandim gemuk yang maju adalah Dandim 0509 Kabupaten Bekasi Letkol Tofan Tri Anggoro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berat berapa?" tanya Andika kepada Tofan.
"95 kilogram," jawannya.
"Mulai kapan gemuk?" tanya Andika.
"Mulai lulus SMA," ucap Anggoro sambil tersenyum.
"Nggak mungkin," balas Andika.
Kepada KSAD, dandim lainnya menyebut dia pernah kurus saat menjadi komandan batalion (danyon). Namun tubuh berubah setelah keluar dari batalion.
"Kemarin kami sempat kurus ketika jabatan komandan batalion, Bapak KSAD. Setelah danyon, masuk Rindam dan dandim, jadi tambahan karung," ucapnya disambut tawa Andika.
Ada pula yang menyebut baru mulai gemuk pada pertengahan 2020. Dia menyebut, kondisi badannya cepat naik dan cepat turun.
"Kami mulai gemuk dari Juni 2020," katanya.
"Baru tahun ini. Langsung lebar. Lebar sini (pinggang). Kenapa tuh?" tanya Andika.
Dandim tersebut menjawab, "Kami memang cepat naik, cepat turun," katanya.
Dandim 1715/Yahukimo Letkol Christian FR Ireeuw pun tak lepas dari orang yang dipanggil KSAD karena berat badan. Namun dia menjawab alasan gemuk dengan jenaka.
"Sebenarnya kami kurus. Tapi tidak jaga makan, makanya jadi seperti ini," kata Christian.
"Tapi kami berusaha, Bapak KSAD, untuk kembali bisa normal," katanya.
Andika, yang mendengar alasan Christian, pun tertawa sampai menunduk.
"Christian ini kurus, karena nggak bisa jaga (makan). Sama aja," kata Andika.
Setelah bercerita dengan dandim-dandim gemuk, Andika mengaku khawatir terhadap kondisi anggota TNI AD yang memiliki berat badan berlebih. Menurutnya, kondisi itu tidak ideal bagi yang rentan terkena penyakit.
Andika menyampaikan mendapat data bahwa pada 2020 bahwa ada 539 anggota TNI AD meninggal karena sakit. Hanya sebagian kecil yang meninggal karena COVID-19.
"Dari 539 itu, yang sakit plus COVID, 58. Jadi sebetulnya, 500-an ya sakit berat. Sakit berat itu ada diabetes, ada gagal ginjal, jantung, stroke. Itu semua sebetulnya bisa kita jaga," katanya.
KSAD meminta anggota TNI AD menjaga pola makan sehingga bisa menjaga berat badannya dan tetap sehat.
"Intinya, kita harus lebih scientific, kita juga harus punya tekad keras mengukur diri. Nggak boleh biarkan, 'Alah besoklah, sekarang makan dulu.' Kuncinya adalah bagaimana kita mengendalikan makan," katanya.