Kapolda Pastikan Wabup Sangihe Tak Tewas Diracun: Jangan Perluas Isu!

Kapolda Pastikan Wabup Sangihe Tak Tewas Diracun: Jangan Perluas Isu!

Adhyasta Dirgantara - detikNews
Senin, 28 Jun 2021 12:14 WIB
Kapolda Sulawesi Utara Irjen Nana Sudjana (Adhyasta Dirgantara/detikcom)
Kapolda Sulawesi Utara Irjen Nana Sudjana (Adhyasta Dirgantara/detikcom)
Jakarta -

Kapolda Sulawesi Utara (Sulut) Irjen Nana Sudjana memastikan Wakil Bupati (Wabup) Sangihe, Helmud Hontong, tewas karena penyakit yang dideritanya, bukan diracun. Nana mengatakan tidak ditemukan zat kimia seperti sianida hingga pestisida dalam tubuh almarhum Wabup Sangihe.

"Kami sudah melakukan penyelidikan dan sudah melakukan autopsi terhadap almarhum. Dan hasil dari autopsi bahwa tidak ditemukan adanya racun, apakah itu sianida, pestisida, ataupun arsen. Jadi tidak ditemukan itu," ujar Irjen Nana melalui keterangan tertulis, Senin (28/6/2021).

Nana menegaskan keluarga juga telah menyatakan bahwa almarhum memang memiliki penyakit yang sudah diderita selama bertahun-tahun. Untuk itu, Nana meminta agar isu-isu seperti Wabup Sangihe tewas diracun setelah menolak izin tambang tidak diperluas lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terkait dengan hal ini, kami mengharapkan isu-isu ini tidak diperluas lagi karena fakta hasil autopsi seperti itu," tuturnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Sulut Kombes Jules Abraham Abast menyebut kesimpulan itu didapat setelah labfor selesai melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah organ tubuh almarhum Wabup Sangihe. Dari pemeriksaan selama kurang-lebih 2 minggu itu, Jules mengungkapkan tidak ditemukan adanya racun.

ADVERTISEMENT

"Iya itu hasil autopsi kan diambil dari bagian tubuh almarhum. Makanya Kapolda tegaskan hasilnya tidak ditemukan racun sianida, pestisida, arsen, dan sebagainya," kata Jules saat dihubungi.

"Kalau yang (hasil autopsi) pertama disampaikan hasil sementara. Tidak menyebut lengkap," sambungnya.

Dugaan Jatam sebelumnya:

Simak juga 'Wabup Kepulauan Sangihe Meninggal dalam Penerbangan Denpasar-Makassar':

[Gambas:Video 20detik]



Sebelumnya, Koordinator Nasional Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Merah Johansyah Ismail mendorong kepolisian menyelidiki kematian Helmud Hontong. Merah menilai kematian yang mendadak Helmud ini mengagetkan dan misterius. Dia mengaitkan kematian Helmud dengan sikap penolakannya terhadap tambang di Sangihe.

"Ini mengagetkan. Kedua, misterius dan agak janggal kematiannya. Kenapa seperti itu? Karena dia ini kan menjadi sorotan, high profile karena dia ini kepala daerah yang menolak tambang juga. Bahkan dia juga mengirim surat ke ESDM. Suratnya juga sudah beredar," kata Merah saat dihubungi, Jumat (11/6).

"Ini janggal karena dia sehat-sehat saja, tapi tiba-tiba mendadak kolaps," lanjutnya.

Ajudan Helmud, Harmen Rivaldi Kontu, menceritakan detik-detik meninggalnya Wabup Sangihe Helmud Hontong di pesawat rute Denpasar-Makassar. Harmen mengatakan, sebelum meninggal, Helmut sempat memberitahukan kepadanya bahwa dia sudah merasa pusing. Pada saat itu, dia diminta menggosokkan minyak kayu putih di bagian belakang dan leher.

Setelah lehernya digosok dengan minyak kayu putih, Helmud tidak lagi merespons. Bahkan Harmen mengatakan ada darah yang keluar dari mulut dan hidung Helmut.

"Sekitar 5 menit itu saya lihat Bapak langsung tersandar. Saya panggil dan kore-kore (colek) namun sudah tidak ada respons lagi. Saya langsung panggil pramugari, namun tetap Bapak tidak ada respons. Kemudian keluar darah lewat mulut. Tak lama kemudian darah keluar dari hidung," kata Harmen ketika dimintai konfirmasi detikcom di Pelabuhan Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Kamis (9/6).

Harmen mengatakan, setelah keluar darah, ada seorang pramugari yang meminta bantuan. Menurut dia, pramugari tersebut menanyakan apakah ada dokter atau tenaga medis yang ikut dalam penerbangan itu. Kata Harmen, karena ada dokter, Wabup Helmud langsung dibawa ke bagian belakang untuk mendapatkan penanganan medis.

"Pas itu pramugari langsung meminta tolong jika ada dokter atau paramedis yang ikut dalam penerbangan ini. Jadi langsung diarahkan ke bagian belakang pesawat. Saat itu nadi Bapak dipompa supaya ada pernapasan, tapi Bapak memang ndak ada respons. Terus mereka mengecek nadi Bapak, kan mau tahu detak jantung, tapi mulai melambat," jelasnya.

Wakil Bupati Kepulauan Sangihe Helmud Hontong.(Alm) Wakil Bupati Kepulauan Sangihe Helmud Hontong di ruang kerjanya. (ANTARA/HO-Dok. Pribadi)

Harmen saat itu duduk di samping Helmud. Tindakan terakhir yang diambil dokter di dalam pesawat adalah memberikan suntikan guna memacu jantungnya. Namun nadinya tak ditemukan. Akhirnya pemberian suntikan dibatalkan.

"Jadi tindakan terakhir dari dokter itu mau suntik adrenalin untuk pacu jantung. Cuma pas cari nadi Bapak, karena mungkin Bapak sudah kolaps, sudah tak dapat nadi Bapak. Cari beberapa tempat tidak dapat, jadi mereka batalkan itu suntik. Jadi keterangan dokter di pesawat cuma itu yang bisa dibuat, kemudian alat-alat tidak ada yang memadai sambil menunggu turun di Makassar masih 30 menit lagi untuk landing," ujar dia.

Tak lama setelah landing, Wabup Helmud langsung ditangani pihak dokter dari Bandara Hasanuddin, Makassar. Menurutnya, setelah memeriksa, dokter kemudian menjelaskan Wabup Helmud telah meninggal dunia.

Halaman 2 dari 2
(dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads