Worst-case Scenario DKI Jakarta Hadapi Lonjakan Corona

Round-Up

Worst-case Scenario DKI Jakarta Hadapi Lonjakan Corona

Tim detikcom - detikNews
Senin, 28 Jun 2021 07:22 WIB
Jakarta -

Kasus Corona di Jakarta terus melonjak. Pemprov DKI pun telah menyiapkan worst case scenario atau skenario terburuk menghadapi ledakan kasus Corona.

Data per Minggu (27/6/2021), kasus tambahan baru positif Corona kembali pecah rekor. Kasus harian Corona di Jakarta tembus angka 9.394. Ini merupakan angka tertinggi selama pandemi sejak Maret 2020.

Dari tambahan itu, akumulasi kasus COVID-19 di Jakarta sebanyak 520.061. Sementara itu ada 3.506 pasien yang sembuh dari Corona, sehingga total yang telah negatif Corona sebanyak 454.252. Sedangkan kasus meninggal di Jakarta bertambah 52 orang. Total kasus meninggal menjadi 8.169.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekda DKI Jakarta Marullah Matali mengatakan Pemprov sudah menyiapkan skenario terburuk untuk penanggulangan Corona. Salah satunya yakni kemungkinan dilakukan mikro lockdown di kawasan dekat RT zona merah.

"Kemudian yang ingin saya sampaikan upaya pengendalian Covid oleh Pemprov DKI Jakarta. Yang pertama menjalankan worst case skenario, pertama adalah kebijakan PPKM dengan ketat pada zona oranye dan zona merah dengan konsep micro lockdown. Perlu saya sampaikan kondisi RT di Jakarta berimpitan, berbeda dengan Provinsi lain. Makanya mungkin ada zona merah di RT tertentu sementara RT lain mungkin berdekatan dengan RT zona merah tersebut terpaksa kita lakukan pembatasan-pembatasan atau prokes yang ketat," kata Marullah, dalam siaran YouTube BNPB.

ADVERTISEMENT

Lalu skenario kedua yakni penutupan tempat dan jalan di Jakarta yang dimulai pukul 20.00 WIB.

"Kemudian berikutnya penutupan tempat dan jalan yang berpotensi menimbulkan kerumunan pada pukul 20.00 WIB-04.00 WIB. Ada 10 jalan yang kita khawatirkan terjadi penumpukan massa. Dan ini inisiasi yang disampaikan Pak Kapolda dan Jajarannya. Kemudian didukung segenap 3 pilar, didukung oleh masyarakat juga," sambungnya.

Marullah memaparkan 15 poin upaya pengendalian Corona yang dilakukan di Jakarta. Satu di antaranya skenario terburuk. Kemudian penambahan kapasitas ruang perawatan di Rumah Sakit Rujukan COVID.

"Kemudian melakukan rencana intervensi bersama 3 pilar dalam optimalkan PPKM dengan mikro lockdown pada wilayah zona oranye dan merah," kata Marullah.

"Ambulans atau kereta jenazah dari kementerian atau lembaga selain pengembangan perlibatan masjid dan yayasan sosial yang ada. Jadi nanti apabila dalam kondisi yang sangat mendesak kita juga akan meminta bantuan pengerahan ambulans untuk membawa orang sakit ke faskes di Jakarta. Ambulans atau kereta jenazah bisa melibatkan ambulans dari tempat-tempat ibadah dan yayasan sosial di Jakarta," sambung dia.

Data BOR Isolasi 92 Persen

Marullah mengatakan data Bed Occupancy Rate (BOR) di sejumlah RS di Ibu Kota terus meningkat. Marullah menyebut BOR di RS Jakarta sudah di atas 90 persen.

"Terkait dengan BOR, untuk BOR isolasi kita sudah mencapai 92 persen, tempat tidur 10.252 sudah terisi 9388," ujar Marullah.

Sementara itu untuk keterisian ruang ICU dia juga menuturkan mengalami kenaikan. Saat ini sudah menyentuh angkat 87 persen.

Dalam data yang diperlihatkan Marullah, tempat tidur ICU dari 1.255 sudah terisi 1.095. Data ini tercatat per 26 Juni 2021.

"Semuanya dinamis dan semuanya terus meningkat saya kira dari jam per jam di Jakarta peningkatan ini sangat signifikan," katanya.

Kemudian Marullah menerangkan soal Zona merah di sejumlah titik di Jakarta. Dia mengatakan saat ini ada 10 titik zona merah di Jakarta.

Titik-titik itu ada di 10 RT yang masing-masing ada di Jagakarsa, Rawasari, Gandaria Selatan, Kelapa Dua Wetan, Cengkareng Barat, Petogogan, Cililitan, dan Srengseng Jakarta Barat.

"Kalau kita melihat zona merahnya hanya 10 RT tapi RT di Jakarta itu batasnya sangat dekat karena itu perhatiannya ke zona oranye juga ada 313. Jadi saat ini zona oranye 313, zona merah 10 dari 30.482 RT di Jakarta," kata Marullah.

Sebaran 9.394 Kasus Corona 27 Juni

Berdasarkan data Pemprov DKI, kasus tambahan Corona di DKI terbanyak ada di Ciracas sebanyak 444. Disusul Kecamatan Cengkareng sebanyak 420.

Pemprov DKI Jakarta juga mengelompokkan tambahan kasus COVID-19 berdasarkan usia. Rinciannya, sebanyak 355 kasus (3,78%) kelompok usia 0-5 tahun, 1.098 kasus (11,69%) kelompok usia 6-18 tahun, 7.176 kasus (76,39%) kelompok usia 19-59 tahun, dan 765 kasus (8,14%) di kelompok usia 60 tahun ke atas.

Sementara itu, distribusi 9.394 kasus positif berdasarkan wilayah kota dan kabupaten adalah Jakarta Timur 2.912 kasus, Jakarta Barat 1.886 kasus, Jakarta Selatan 1.380 kasus, Jakarta Utara 1.273 kasus, Jakarta Pusat 1.009 kasus, dan Kepulauan Seribu 3 kasus. Kemudian data kasus yang masih dalam proses verifikasi sebanyak 931.

Berikut ini sebaran kasus COVID-19 di 43 kecamatan DKI Jakarta per 27 Juni:

1. Ciracas
2. Cengkareng
3. Makasar
4. Cipayung
5. Duren Sawit
6. Tanjung Priok
7. Kramatjati
8. Kebon Jeruk
9. Cakung
10. Penjaringan
11. Cilandak
12. Kemayoran
13. Kembangan
14. Pasar Rebo
15. Pulo Gadung
16. Kalideres
17. Koja
18. Palmerah
19. Pasar Minggu
20. Matraman
21. Grogol Petamburan
22. Jatinegara
23. Tambra
24. Cilincing
25. Pademangan
26. Kelapa Gading
27. Setiabudi
28. Kebayoran Lama
29. Kebayoran Baru
30. Tanah Abang
31. Pesanggrahan
32. Tebet
33. Senen
34. Cempaka Putih
35. Taman Sari
36. Gambir
37. Johar Baru
38. Sawah Besar
39. Jagakarsa
40. Menteng
41. Pancoran
42. Mampang Prapatan
43. Kepulauan Seribu
Proses Verifikasi 931.
Total 9.394

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads