Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menyambangi Desa Wedani, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur hari ini. Abdul Halim meninjau salah satu potensi desa setempat berupa pembuatan kain tenun.
Ia berharap potensi ini dapat diakomodir oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sesuai dengan UU Cipta Kerja No 11 Tahun 2020 dan PP No 11 Tahun 2021 dan Permendes PDTT Nomor 3 Tahun 2021.
"Desa ini luar biasa potensinya tinggal kita kembangkan. Pak Kades, yang mengkonsolidasi semua UMKM ini adalah BUMDes. Ini sesuai UU Cipta Kerja turunannya adalah peraturan pemerintah tentang BUMDes, diturunkan lagi menjadi peraturan menteri desa tentang BUMDes bahwa desa harus memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. Bahasa lain unit usaha desa tidak boleh unit usaha yang sudah dilakukan oleh masyarakat," ujar Halim dalam keterangan tertulis, Sabtu (26/6/2021).
Baca juga: Dana Desa dan Kisah Desa Sukses |
Lebih lanjut Abdul Halim menyampaikan BUMDes saat ini sudah diperbolehkan membuat Unit Usaha Kerajinan Tenun. Namun, dalam hal ini BUMDes berperan untuk mengonsolidasi perajin-perajin di Desa Wedani. Terkait potensi ini, Abdul Halim pun juga mendukung gagasan untuk menjadikan Desa Wedani sebagai Desa Devisa.
"Di sini saya menemukan gagasan baru namanya Desa Devisa. Kalau model di sini sudah ketemu semuanya dari hulu ke hilir akan kita jadikan model nasional karena pembangunan desa paling bagus dengan replikasi. Jadi mencontoh yang sudah sukses, ditarik untuk desa desa lain," pungkasnya.
Sebagai informasi, dalam kunjungannya, Abdul Halim turut didampingi istri Lilik Umi Nasriyah. Turut hadir pula Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak, Ketua DPRD Kabupaten Gresik, Muhammad Abdul Qodir, dan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, serta 290 pelaku UMKM secara daring.
Di kesempatan itu, Halim juga menggelar dialog terbatas dengan tema 'Sinergi Industri dan Potensi Lokal Desa: Peran Legislatif dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Gresik'.
(ncm/ega)