Anak Sekolah Bertaruh Nyawa Lewati Jembatan Gantung Mamasa, Solusi Dinanti

detikcom Do Your Magic

Anak Sekolah Bertaruh Nyawa Lewati Jembatan Gantung Mamasa, Solusi Dinanti

Abdy Febriady - detikNews
Kamis, 24 Jun 2021 13:06 WIB
Jembatan gantung rusak di Sulbar tempat pelajar bergantung di seutas tali.
Jembatan gantung di Mamasa. (Abdy/detikcom)
Mamasa -

Anak-anak sekolah di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, ini harus bertaruh nyawa untuk sekadar berangkat ke sekolah. Mereka bergelantungan melewati jembatan gantung rusak. Solusi dinanti.

detikcom Do Your Magic mengunjungi lokasi jembatan gantung yang rusak ini, yakni di Desa Pamoseang, Kecamatan Mambi, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar), Rabu (24/6) kemarin.

Lebar jembatan sekitar 1,5 meter dengan panjang 45 meter. Jembatan ini adalah penghubung utama Dusun Rantelelamun, Desa Pamoseang. Dusun Rantelelamun ini dihuni sekitar 150 warga, sebagian di antaranya adalah anak usia sekolah dasar. Lokasinya berjarak sekitar 10 km dari pusat kota kecamatan Mambi, ditempuh dengan waktu kurang dari satu jam, melewati akses jalan yang cukup buruk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi jembatan rusak parah. Lantai jembatan gantung nyaris sudah hilang semua. Jembatan gantung ini menjadi lebih mirip rentangan tali ketimbang jembatan. Beberapa kawat bajanya juga mulai terkelupas.

Anak sekolah yang lewat jembatan ini adalah pelajar SD hingga SMP. Mereka menyeberangi sungai dengan cara bergelantungan di tali jembatan, di atas ketinggian dari permukaan sungai.

ADVERTISEMENT

"Pernah ada anak-anak jatuh di sini, gadis-gadis, sudah dua orang, pakai cadar satu, ada juga kemenakan satu," ungkap salah salah satu warga, Nurhikmah, kepada wartawan, setelah menyeberangi jembatan, Kamis (24/06/2021).

Jembatan gantung rusak di Sulbar tempat pelajar bergantung di seutas tali.Jembatan gantung rusak di Sulbar tempat pelajar bergantung di seutas tali. (Abdy/detikcom)

Tentu ini berbahaya, namun anak-anak sekolah tidak takut. Orang tua mereka juga tidak melarang.

"Tidak takut, karena sudah biasa, sudah sering lewat sini, tiap hari, setiap hari mau ke sekolah, ke Mambi lewat jembatan ini," kata Mutmainnah kepada wartawan sambil tersenyum, Rabu (23/6) kemarin.

Kata perangkat Desa Pamoseang:

Kepala Desa Pamoseang M Sabir menyatakan, akibat jembatan yang kini rusak, banyak warga menyeberang dengan cara langsung turun ke sungai. Itu adalah cara yang tidak kalah berbahaya.

"Setelah rusaknya jembatan itu, ya masyarakat itu seperti semula di bawah tahun 2013, melewati sungai," kata Sabir terpisah.

Dia mengakui kerusakan jembatan gantung ini menjadi tanggung jawab pemerintah desa. Desa telah menganggarkan perbaikan untuk 2021, namun mereka berharap bantuan karena anggaran mereka terlalu minim.

"Kalau misalnya ada bantuan dari Kabupaten, kami sangat bersyukur selaku pemerintah di tingkat desa, karena tentu anggaran kabupaten lebih besar dari anggaran desa," kata Sabir.

Anggota Badan Permusyawaratan Desa Pamoseang, Ridwan, mengatakan kerusakan jembatan gantung terjadi sejak akhir 2020, saat jembatan ini diterjang banjir. Pemerintah desa setempat telah mengusulkan anggaran untuk perbaikan jembatan, namun terkendala pencairan dana yang belum terealisasi.

"Harapan kami, semoga cepat terealisasi, biar tidak seberang sungai lagi, gantung-gantungan sana-sini, apalagi akses satu-satunya dan berbahaya," pungkas Ridwan.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Tolong! Siswa di Sulbar Bergelantung di Tali Jembatan Demi ke Sekolah"
[Gambas:Video 20detik]
(dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads