Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta dua pelabuhan di Gorontalo bekerja sama melakukan efisiensi dalam bongkar-muat angkutan logistik. Hal ini untuk mencegah kemacetan di Gorontalo.
"Di Gorontalo ada dua pelabuhan, Pelabuhan Anggrek (di Kabupaten Gorontalo Utara) dan pelabuhan yang ada di Kota Gorontalo. Saya berharap ini disinergikan sehingga terjadi suatu efisiensi dari angkutan logistik yang banyak, sementara yang di kota tidak membuat kemacetan," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi setelah melihat Pelabuhan Anggrek, Rabu (23/6/2021).
Budi menilai Pelabuhan Anggrek di Kabupaten Gorontalo Utara merupakan salah satu pelabuhan strategis, apalagi jika dimanfaatkan secara efisien. Sebab, posisinya berada di utara Pulau Sulawesi dan berdekatan dengan negara tetangga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Intinya ada satu iklim pelabuhan bisa berkoneksi dengan negara-negara Timur Jauh, seperti, Jepang, Korea, China, dan Hong Kong. Ini menunjukkan titik pelabuhan sangat bangus," jelasnya.
Budi melanjutkan pihaknya mengembangkan Pelabuhan Anggrek dengan mengajak pihak swasta dari dalam dan luar negeri untuk berkolaborasi.
"Pemerintah meminta pemenang konsorsium melaksanakan dengan baik serta profesional dengan melakukan sinergi secara nasional dan internasional. Tidak mungkin satu pekerjaan yang namanya pelabuhan itu dikerjakan satu per satu," imbuhnya.
Pengembangan Pelabuhan Anggrek juga melibatkan pemerintah daerah untuk perluasan lahan pelabuhan.
Dalam kunjungannya ke Gorontalo, Budi juga mengecek langsung aktivitas bongkar-muat di Pelabuhan Gorontalo yang berada di ibu kota provinsi. Menurutnya, aktivitas di pelabuhan masih cukup padat meski di tengah pandemi COVID-19.
"Menandakan perekonomian di kala pandemi tetap bergerak dan itu harus disyukuri. Perintah Presiden, walau pandemi, aktivitas logistik itu harus jalan," tuturnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Untuk diketahui, tahun ini Kemenhub telah menyelesaikan proses lelang dan telah mendapatkan pemenang lelang proyek ini pada 18 Juni 2021, yakni Konsorsium Anggrek Gorontalo International Terminal, yang terdiri dari empat perusahaan, yaitu PT Gotrans Logistics International, PT Anugerah Jelajah Indonesia Logistic, PT Titian Labuan Anugrah, dan PT Hutama Karya (Persero).
Tahap selanjutnya akan dilakukan penandatanganan perjanjian KPBU, dan KSPI akan dilaksanakan pada 13 Juli 2021. Pada 28 September 2021 diharapkan sudah mulai efektif dikelola oleh perusahaan pemenang lelang.
Pembangunan Pelabuhan Anggrek akan dilakukan dua tahap dengan nilai investasi sekitar Rp 1,4 triliun. Tahap pertama akan dimulai pada 2021-2023 dengan membangun dermaga, lapangan peti kemas, kontainer, kargo, dan fasilitas pendukung lainnya. Sehingga nantinya pelabuhan ini akan memiliki kapasitas peti kemas 47.500 TEUs, reefer container 9.200 TEUs, kargo 622.600 ton, dan curah 250.400 ton.
Pengembangan Pelabuhan Anggrek ini penting karena kapasitas operasional dermaga saat ini sudah melampaui standar kinerja pelabuhan, di mana ukuran kapal kapal-kapal yang bersandar (peti kemas dan kargo) lebih besar daripada kapasitas dermaga existing sehingga kurang optimal.
Menhub Budi Karya Sumadi saat melihat dari dekat Pelabuhan Anggrek dan Pelabuhan Gorontalo didampingi Wakil Ketua DPR RI Rahmat Gobel.