Penumpang di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta terpantau landai pasca-keputusan pemerintah untuk melakukan pengetatan PPKM mikro di berbagai sektor demi mencegah penularan virus Corona. Meski tidak terlalu ramai, masih ada sebagian penumpang yang kerap mendatangi bandara untuk rute domestik ataupun internasional.
Meski begitu, pantauan detikcom di lokasi, pergerakan penumpang masih terbilang normal. Tidak tampak antrean atau keramaian penumpang di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Sekitar pukul 18.42 WIB, bandara didatangi oleh beberapa penumpang. Mereka mendatangi Terminal 3 dengan membawa koper.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sebelum memasuki ruang tunggu, terlihat para penumpang melakukan aktivitas seperti salat di musala Shelter Kalayang Terminal 3. Ada juga sebagian penumpang yang duduk di sekitar bangku musala.
Mereka cenderung mengobrol, bahkan menunggu keluarga ataupun kerabat yang sedang salat. Sesekali, terlihat porter membantu penumpang membawakan barangnya.
Hingga pukul 19.45 WIB, Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta masih terpantau landai.
Kondisi landainya bandara juga disampaikan oleh VP of Corporate Communication AP II Yado Yarismano, yang menyebutkan, di saat pengetatan PPKM mikro ini, kondisi Bandara Soekarno-Hatta terbilang normal. Dia menyebut jumlah penumpang per hari di Bandara Soekarno-Hatta hanya berkisar 50-70 ribu penumpang.
"Untuk pergerakan penumpang saat ini masih ada di range normal di masa pandemi, di Bandara Soekarno-Hatta pergerakan penumpang per harinya sekitar 50.000-70.000 penumpang, dengan pergerakan penerbangan per harinya sekitar 500-600 pesawat per hari," kata Yado saat dihubungi detikcom, Selasa (22/6/2021).
Dia menyebut kondisi ini terbilang normal. Terlebih itu sudah termasuk penerbangan internasional.
"Jumlah ini sudah termasuk penerbangan Internasional," ucapnya.
Namun ia menegaskan saat ini kondisinya masih sama dengan tahun lalu. Industri penerbangan masih berusaha bangkit agar pesawat dapat bertahan.
"Kami saat ini masih dalam fase survival dengan melakukan berbagai inisiatif untuk survive. Misalnya seperti cost leadership untuk bertahan dalam masa pandemi ini," ujarnya.
Simak video 'BPK Ungkap Permasalahan Pemerintah Tangani Covid-19':