Kawasan Cikini Raya di Jakarta Pusat memberlakukan pembatasan mobilitas bagi pengguna jalan. Sejumlah driver ojek online atau ojol mengeluhkan adanya pembatasan mobilitas ini.
Salah satu driver ojek online bernama Junaedi (48) merasa terganggu dengan adanya pembatasan ini. Terutama, ketika mengakses jalan menuju gerai makanan yang ada di kawasan Cikini Raya.
"Kalau tutup begitu mah keganggu lah, sana-sini kita susah. Kalau masih di daerah kita masih bisa lewat. Kalau di daerah orang kan susah masuk, apa lagi kalau dapet order nggak mungkin jarak deket, jarak jauh juga," kata Jumaedi saat ditemui di Cikini Raya, Jakarta Pusat, Senin (21/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan Junaedi mengaku baru mengetahui perihal penyekatan ini setelah polisi mulai memasang barier pembatas. Dia pun merasa keberatan dengan adanya pembatasan mobilitas.
"Tadi kan pas sebelum ditutup belum tahu, pas ditutup baru tahu. Ya belum ada pemberitahuannya," ucapnya.
Driver ojol lainnya, Adit (21), juga mengeluhkan soal pembatasan mobilitas ini. Dia mengaku orderan makanan menjadi sepi imbas pembatasan di kawasan ini.
"Rada terganggu juga sih soalnya orderan jadi agak susah, sudah gitu orang-orang jadi jarang yang biasanya ramai jadi agak sepi. Ditambah susah lewat juga," keluh Adit.
Adit, yang setiap hari mangkal di kawasan Cikini Raya, mengatakan biasanya dirinya menerima banyak orderan makanan di malam hari. Namun kini, situasinya berbeda.
"Masih ada (yang order). Jadi pusing juga ini ga ada yang lewat, orang mau order jadi jarang," jelasnya.
Ade (52) yang merupakan juga driver ojol menyebut penutupan ini dilakukan secara tiba-tiba. Akibatnya, dia mengaku kesulitan dalam bekerja.
"Baru (tahu) sekitar jam 10-an lah. Tiba-tiba makanya. Antar makan ke Agus Salim. Posisi pas lampu merah sabang, mulai Agus Salim pertigaan sudah ditutup," imbuhnya.
Kini, Ade berharap polisi dapat melonggarkan aturan pembatasan ini. Khususnya terhadap ojol yang hendak mengambil oerderan makanannya.
"Jangan ditutup lah. Kasih motor bisa ambil barang, makanan," tuturnya.
Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:
Pembatasan di Asia-Afrika
Di lokasi berbeda, warga yang kena imbas pembatasan mobilitas di Jalan Asia-Afrika, Senayan, bernama Muhammadin tampak bingung menanyakan arah jalan ke petugas polisi. Muhammadin yang tinggal di Kemang mengatakan dia mengikuti aturan yang dibuat demi kebaikan bersama.
"Bagus juga si kalau masalah pengalihan arus, masalahnya kan ini demi kebaikan kita semua, kalau begini caranya gimana lagi ya, kita ngikutin pemerintah juga sih, kalau nggak begini kita mesti kena terus," kata Muhammadin.
Di lokasi yang sama, Pamendal Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol I Wayan Sudana mengataka pihaknya tetap melayani masyarakat yang bingung dengan penutupan jalan. Dia berharap warga mengerti dengan adanya pembatasan yang dilakukan.
"Sementara karena ini hari pertama tetap kita layani kalau ada mungkin yang mau bertanya, toh sudah disampaikan melalui awak media mudah-mudahan masyarakat mau mengerti," kata I Wayan.
Diketahui, pembatasan mobilitas ini dimulai Senin (21/6), pukul 21.00 sampai pukul 04.00 WIB. Berikut ini rincian 10 titik yang dilakukan pembatasan:
1. Bulungan dari traffic light Bulungan belakang Kejagung sampai kawasan Mahakam
2. Kemang dari pertigaan Kem Chicks kemudian sampai McD, sampai ke ujung arah selatan ke dekat Jalan Benda
3. Gunawarman, Suryo, dan SCBD dari Gunawarman depan KFC sampai pertigaan Apotek Senopati sampai lurus ke Santa-Blok S
4. Sabang sepanjang Jalan Sabang
5. Cikini Raya dari Jalan Cikini sampai Raden Saleh
6. Asia Afrika dari traffic light pertigaan Hotel Fairmont sampai pertigaan Pakubuwono, Mustopo, Senayan City
7. BKT sepanjang jalan BKT
8. Seluruh kawasan Kota Tua Jakbar dari Hayam Wuruk sampai Kunir Stasiun Beos
9. Boulevard Kelapa Gading
10. Kawasan PIK, yaitu PIK 2 setelah menyeberang jembatan