Founder Wahid Foundation, Yenny Wahid, memuji Wali Kota Bogor Bima Arya dalam menangani sengkarut Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin di Bogor, Jawa Barat (Jabar). Yenny menyebut kegigihan Bima dalam menangani pertikaian GKI Yasmin patut diapresiasi.
"Yang saya apresiasi di sini adalah kegigihan Pak Bima Arya dalam coba merangkul semua pihak yang terlibat dalam pertikaian ini, mendengarkan semua pihak, mendengarkan semua aktor, semua stakeholder, semua didengar suaranya," ujar Yenny saat ditemui di Rumah Pergerakan Griya Gus Dur, Jakarta Pusat, Rabu (16/6/2021).
"Dan kemudian sampai di titik ini di mana warga diberikan untuk beribadah, saya rasa itu harus kita apresiasi, itu proses politik panjang seperti itu," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian Yenny mengapresiasi Pemkot Bogor yang berupaya memfasilitasi warga supaya tetap bisa beribadah dengan menghibahkan lahan kepada GKI Yasmin. Dengan demikian, kata Yenny, tidak ada satu pun warga di Indonesia yang mengalami diskriminasi.
"Di sisi lain ada juga hak masyarakat untuk mendapatkan rumah ibadah ini yang difasilitasi Pemkot Bogor. Dan inilah yang kami apresiasi, jadi saya rasa tidak ada masalah. Semua boleh berjalan beriringan. Yang paling penting bahwa tidak ada warga negara di Indonesia yang haknya terdiskriminasi," katanya.
Yenny Wahid pun turut membeberkan curhatan Bima dalam mengatasi sengkarut GKI Yasmin. Dia mengatakan Bima telah dihadapkan pada banyak hal sulit agar semua orang bisa beribadah.
"Harus kita apresiasi bahwa tentunya pemda menempuh berbagai macam negosiasi. Berceritanya sih alot sekali dengan berbagai macam stakeholder. Semua aktor didekati satu-satu, cari titik temu. Yang ini mau apa, yang itu mau apa. Dan akhirnya kemudian aktor tersebut bersepakat, yang paling penting bisa ibadah," ungkapnya.
Sebelumnya, Bima Arya ngotot ingin menyelesaikan sengkarut GKI Yasmin. Bima Arya mengaku tidak ingin 'mewariskan' sengkarut GKI Yasmin yang sudah berlangsung selama 15 tahun kepada penerusnya.
"Jadi, kalau mau nyaman, ya kita biarin saja (kasusnya), biar pengganti nanti yang bisa menyelesaikan. Tapi saya nggak mau menyerahkan ke pengganti saya. Dan masalah ini harus selesai di zaman saya dengan segala risikonya," ujar Bima kepada wartawan di Rumah Pergerakan Griya Gus Dur, Jakarta Pusat, Rabu (16/6).
"Bahwa tidak semua sepakat itu risiko dalam setiap kebijakan publik. Dan itu harus kita hadapi bersama-sama dan terus membangun komunikasi dengan semua, baik yang setuju maupun tidak setuju," sambungnya.
Lebih lanjut Bima Arya menepis tudingan yang mengatakan dirinya menyelesaikan sengkarut GKI Yasmin demi prestasi. Bima menegaskan penyelesaian masalah di wilayahnya merupakan kewajibannya sebagai Wali Kota Bogor.
"Terus soal prestasi, saya kira jangan terlalu ditarik ke arah itulah. Bagi saya murni, ini adalah kewajiban negara, kewajiban saya sebagai wali kota untuk memenuhi hak warga. Dan ini bagian dari janji kampanye saya harus tuntas. Sama seperti janji saya terhadap angkot, seperti janji saya terhadap kemacetan, itu juga janji yang harus dipenuhi," jelas Bima.