Potret Nyata Lonjakan Corona dari Lesehan Antre Masuk Wisma Atlet

Round-Up

Potret Nyata Lonjakan Corona dari Lesehan Antre Masuk Wisma Atlet

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 15 Jun 2021 22:49 WIB
Antrean pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet
Antrean pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet. (Foto: Dimas Adhitya Dwidaswara)
Jakarta -

RSDC Wisma Atlet Kemayoran mengalami lonjakan pasien COVID-19. Para pasien sampai harus lesehan antre masuk kamar isolasi.

Potret pasien Corona antre terekam dalam sebuah video berdurasi 10 detik. Video itu viral dan menjadi sorotan.

Pada video itu warga tampak bergantian melakukan pendataan. Para pasien itu terlihat membawa tas dan koper untuk menjalani masa isolasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koordinator Humas RSD Covid-19 Wisma Atlet, Letkol TNI AL M. Arifin mengatakan peristiwa itu terjadi semalam pukul 21.00 WIB. Antrean pasien terjadi di Tower 4 Wisma Atlet.

"Ramainya malam. Tower 4. Bukan OTG, OTG Tower 5. Mulai seminggu terakhir kan memang naik 300, 400, 500, 661 pernah, 500 kembali, pokoknya di atas 300 lah, sampai hari ini juga, semalam kan makanya ada video ramai memang faktanya seperti itu," ujar Arifin, kepada wartawan, Selasa (15/6/2021).

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan pasien yang antre mencapai ratusan. Arifin menyebut untuk mendapatkan kamar isolasi para pasien harus melakukan pendaftaran lebih dulu.

Terlebih, untuk pasien yang bergejala harus dilakukan pengecekan secara berkala guna mengetahui tindakan medis selanjutnya. Tim dokter akan mengecek tensi darah pasien maupun memeriksa ada gejala sesak nafas ataut tidak.

"Kalau tanpa gejala cepat. Proses mendapatkan kamar dan orang yang masuk itu banyak. Jadi antre lah. " kata Arifin.

Arifin mengatakan meningkatkanya pasien COVID di Wisma Atlet didominasi dari warga Jakarta. Arifin berharap bisa ada pengetatan di DKI Jakarta untuk menekan kasus aktif COVID-19.

"Yang ngirim dari Puskesmas kita sendiri kok, yang di Cipayung aja masih akan dikirim nanti 30 dia akan kirim lagi. Padahal sudah berapa ratus dari awal klaster kunjung mengunjung lebaran masih berlangsung, bahkan sudah di kelurahan-kelurahan sebelahnya ikut tertular, Ciracas, Bambu Apus, kendalikannya harusnya mulai sekarang ya. Jalan harusnya sepi, jangan macet seperti ini berarti kan mobilisasi orang tidak dikendalikan," kata dia.

Cerita Pasien Antre Berjam-jam

Ramainya pasien Corona di Wisma Atlet tergambar dalam video dan kesaksian seorang pasien yang menjalani isolasi di sana. Dimas Adhitya Dwidaswara harus berjuang 7,5 jam untuk mendapat kamar di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet.

Dia mengaku sempat berpindah dari satu tower ke tower lain karena tidak kebagian kamar untuk isolasi diri.

"Saya dibawa ambulans ke Tower 5, sampai di sana ternyata penuh. Lalu geserlah kami ke Tower 6, habis dari situ penuh, geser lagi kami ke Tower 4. Nah saya sampai sana pukul 19.30 WIB, dan ternyata di situ sudah ramai banget manusia," cerita Dimas.

Simak selengkapnya di halaman berikut

Dimas kemudian diminta menunggu di Tower 4. Di sana, dia bertemu pasien COVID-19 lainnya yang mengaku sudah menunggu sejak pukul 12.00 WIB, tapi belum juga mendapatkan kamar isolasi.

Dimas mengatakan dia baru mendapat gelang pasien saat lewat tengah malam. Kurang-lebih 4,5 jam waktu yang dia habiskan untuk mendapat gelang penanda pasien isolasi.

"Untuk dapat gelang aja tengah malam itu. Setelah dapat gelang harus cek-cek (kesehatan) dulu kan. Setelah itu pembagian kamar," ucap dia.

Satu jam antre kamar di Tower 4 RSDC Wisma Atlet, Dimas harus menerima kenyataan kamar di tower itu juga tak bisa lagi menampung pasien baru. Alhasil Dimas antre di Tower 5 dan 6.

"Jalan itu kita ramai-ramai, sudah pada loyo semua kan. Sampai di Tower 6, nunggu lagi, lama lagi. Habis itu nggak bisa masuk juga karena penuh," ujar Dimas.

Untuk pembagian kamar, Dimas menerangkan, petugas mengelompokkan pasien klaster keluarga dengan pasien yang seorang diri. Dimas akhirnya diminta menuju Tower 7.

Berdasarkan pengamatan Dimas, penuhnya RSDC Wisma Atlet karena banyaknya pasien klaster keluarga. "Kebanyakan klaster keluarga, jadi berbondong-bondong, bertujuh, berdelapan. Yang kaya saya, sendiri-sendiri ini dikit banget," ungkap Dimas.

Dimas melihat jumlah pasien positif Corona yang datang ke Wisma Atlet kemarin lebih banyak daripada jumlah nakes yang bertugas. "Soalnya beberapa menit saja ambulans datang lagi, datang lagi (membawa pasien, red). Sudah capek parah nakesnya pasti," tutup Dimas.

Halaman 2 dari 2
(idn/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads