Wagub DKI Pertimbangkan Saran RSDC Wisma Atlet soal Pengetatan PSBB

Wagub DKI Pertimbangkan Saran RSDC Wisma Atlet soal Pengetatan PSBB

Karin Nur Secha - detikNews
Selasa, 15 Jun 2021 21:54 WIB
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Wilda/detikcom)
Jakarta -

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku akan mempertimbangkan saran dari pihak Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet soal penerapan PSBB yang diperketat di Jakarta. Riza mengatakan saran tersebut akan didiskusikan.

"Ya tentu semua kita pertimbangkan, kita diskusikan, kita dialogkan," ujar Riza di Kantor DPRD DKI Jakarta, Selasa (15/6/2021).

Riza menyebut DKI saat ini sudah menerapkan PPKM selama dua minggu ke depan. Dia mengatakan Pemprov DKI akan meningkatkan pendisiplinan mobilitas masyarakat seperti anjuran Presiden Joko Widodo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada tiga yang penting, implementasi di lapangan, meningkatkan penggunaan masker, khususnya di masyarakat, dan ketiga meningkatkan pelaksanaan vaksinasi," kata Riza.

"Tapi jauh yang lebih penting adalah bagaimana masyarakat bisa melaksanakan protokol kesehatan secara 3M," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Diberitakan sebelumnya, pihak Wisma Atlet menyarankan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerapkan PSBB ketat. Langkah itu untuk menangani antrean pasien di Wisma Atlet.

"PSBB saja. Saran saya PSBB perketat dulu, seminggu, dua minggu ini sampai nanti landai biar kita bisa fokus menangani pasien dengan baik. Kalau sudah landai silakan diatur secara bertahap lagi. Kalau sekarang ini harus diatur benar, klaster kantor juga harus diatur benar," ujar Koordinator Humas RSD Covid-19 Wisma Atlet, Letkol TNI AL M Arifin, saat dihubungi hari ini.

Arifin menyarankan agar PSBB ketat segera diterapkan karena menyangkut kepentingan masyarakat luas. "(Keputusan paling lama) Besok. Kelamaan kalau akhir minggu. Jangan lama-lama semakin banyak nanti orang bergerak, makin lama tracing-nya nanti," sambung dia.

Arifin menyebut pembatasan ini perlu dilakukan dan diawasi dengan baik. Terutama di klaster perkantoran yang menurutnya penerapan WFO dan WFH mulai kendur.

"Iya sudah mulai kendur, di Mampang banyak kantor sudah 100 persen. Artinya berarti antara lalai, melupakan sedang pandemi, atau nekat. Terserah WFH 50 persen harus diawasi, ya diawasi benar. Jangan hanya laporan-laporan kita 50 persen," tutur Arifin.

Simak Video: Wisma Atlet Tambah Kapasitas Bed Jadi 7.394, Kini Keterisian Capai 75%

[Gambas:Video 20detik]



(aud/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads