Polisi kini gencar menindak pelaku pungutan liar (pungli) di Pelabuhan Tanjung Priok usai adanya keluhan sopir truk kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Salah satu sopir truk yang melaporkan pungli kepada Presiden Jokowi adalah Agung Bangkit.
Agung mengaku praktik pungli di beberapa titik di dalam kawasan Pelabuhan Tanjung Priok yang diduga dilakukan oleh petugas operator di dalam pelabuhan. Agung menyebut pungli itu mulai ada ketika truk masuk ke dalam area bongkar muat, padahal seluruh sistem di dalam pelabuhan sudah menggunakan cara modern, sehingga tidak memakai tenaga manusia lagi. Tapi Agung mengatakan masih ada saja oknum petugas yang meminta uang pungli.
"Misal terminal A dia pasti akan melewati namanya gate masuknya itu dengan barcode yang harus di-entry dengan sistem yang saya tidak tahu. Jadi berbagai macam metode sudah dilakukan untuk mengupayakan bagaimana kelancaran di pelabuhan, tapi saya tidak tahu kenapa sampai saat ini masih ada kemacetan, pungli dan persoalan lain," kata Agung dalam acara d'Rooftalk yang disiarkan detikcom, Selasa (15/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah di pos itu ketika sopir masuk dia akan melakukan gate in namanya. Dan akan ada pemberitahuan kalau dia akan memasuki kawasan pelabuhan. Nah di situ ada petugas bayarnya kecil sih paling dua ribu (rupiah). Setelah di menge-tap di mesinnya muncul lokasi alamat yang akan diambil barangnya, itu lokasi alamatnya di blok apa misalnya di slot apa," lanjut Agung.
Saat memasuki area bongkar-muat untuk mengambil barang ini, Agung bercerita dirinya pernah tidak membayar, tapi dia tidak bisa masuk karena dia tidak berhasil tap in. Kemudian dia diarahkan ke suatu ruangan. Dalam ruangan itu, Agung mendapat informasi bahwa gate-nya eror.
Akhirnya mau tidak mau Agung pun membayar demi kelancaran operasionalnya masuk ke area bongkar-muat untuk mengambil barang.
"Pengalaman saya pernah saya alami, waktu itu saya pernah nggak ngasih, begitu saya nggak ngasih itu tap saya nggak bisa keluar. Karena nggak bisa keluar akhirnya saya diminta untuk masuk ke dalam suatu ruang dan melaporkan katanya eror dan segala macem. Itu pernah. Di situ cukup memakan waktu. Kalau kita mau lancar ya harusnya ngasih," ujarnya.
Simak cerita selengkapnya di halaman berikut
Ternyata petugas yang meminta uang ternyata tidak hanya di pintu masuk saja. Agung mengatakan saat dirinya sudah berada di tempat parkir dan menunggu alat untuk memindahkan barang pun ada petugas yang datang untuk meminta uang. Agung mengatakan operasional alat itu akan lama jika sopir tidak memberikan uang.
"Setelah itu masuk lalu kita ke lokasi yang dituju, lokasi yang dituju itu langsung ke blok, misal di blok berapa slot berapa. Setelah nanti tunggu alat ada dari operator itu kadang kalau kita nggak ngasih agak lama juga. Ada kode-kode khusus lah kalau kita nggak memberikan sesuatu itu ada yang mereka lakukan. Misalnya ada speaker di situ kalau kita nggak ngasih itu bisa digerakkan itu salah satunya. Di situ bayarnya ada Rp 5.000," ujarnya.
Setelah bongkar-muat selesai, Agung menyampaikan ada lagi petugas yang akan meminta uang. Kalau tidak maka struk bukti bongkar muat selesai tidak keluar. Hal ini sama dengan proses ketika masuk.
"Setelah muat tentunya kita akan keluar, setelah keluar nanti akan ada proses yang sama ketika masuk, ada petugas yang menginput kalau kita sudah selesai bongkar-muat. Terus nanti akan keluar struknya, dan struknya itu akan dipulangkan untuk memulangkan petinya, di situ juga ada petugasnya. Saya lebih banyak ngasih di situ," ucapnya.
Lebih lanjut, Agung mengatakan kegiatan pungli itu juga terjadi di luar pelabuhan. Namun, di luar pelabuhan ini, menurutnya, bukan termasuk orang dalam. Pungli di luar pelabuhan biasanya terjadi ketika jalanan macet.
"Di luar mungkin keadaan macet tapi bukan pekerja pelabuhan. Saya nggak ngerti mereka preman atau apa tapi kalo meminta dengan paksa ya kami sebut preman. Ketika pada saat macet memang ada kelompok orang memang sengaja minta untuk rokok lah untuk apa lah. Biasanya ngasihnya tergantung saya liat sosoknya paling saya kasih Rp 5.000 cukup untuk mereka," ujarnya.
Agung mengatakan tidak sedikit pelaku pungli di luar pelabuhan ini akan mengancam jika tidak memberi. Bahkan dia menyebut pernah ada sopir yang dilukai dengan senjata tajam.
"Benar, ada di beberapa titik rawan sampe ada dilukai pakai sajam, dipukul pakai alat juga ada," tuturnya.