Jumlah pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat kian meningkat. Hingga hari ini, tercatat 5.453 orang yang dirawat di RSDC Wisma Atlet yang berarti telah mencapai 68,7 persen dari ketersediaan tempat tidur, yakni 7.937.
"Ada penambahan 425 orang yang semula terdapat 5.028 orang. Kini total mencapai 5.453 orang," ujar Kepala Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian dalam keterangan tertulisnya, Selasa (15/6/2021).
Data tersebut merupakan data terbaru Selasa (15/6) per 08.00 WIB yang diterima detikcom. Seluruh pasien tersebut kini menjalani isolasi di Tower 4, 5, 6 dan 7 Wisma Atlet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masih pada data yang sama, ada sebanyak 92.278 pasien COVID-19 terdaftar di Wisma Atlet dari 23 Maret hingga 15 Juni 2021. 86.825 di antaranya sudah keluar. Berikut rinciannya:
1) pasien rujuk ke RS lain : 918 orang
2) pasien sembuh : 85.815 orang
3) meninggal : 92 orang
![]() |
Sementara itu, di RSD Wisma Atlet Pademangan dan hotel di Jakarta, ada 12.029 pasien COVID-19 yang dikarantina. Total hingga kini sudah 297.357 orang dikarantina di tempat tersebut.
Berikut rinciannya:
1. RSD Wisma Atlet Pademangan
1) Pasien Rawat Inap Tower 8, 9 & 10 (Repatriasi/PMI): 3.326 orang (1.579 pria, 1.747 wanita)
pasien rawat inap: 3.326 orang
- Semula: 3.758 orang
- Berkurang: 432 orang
2. Hotel dan penginapan di wilayah Jakarta 3.673 orang
RSDC Wisma Atlet Tambah Kapasitas Tempat Tidur
Diberitakan sebelumnya, saat ini, pihak RSDC telah menambah kapasitas tempat tidur pasien sebanyak 2.000. Koordinator Humas RSD COVID-19 Wisma Atlet Letkol TNI AL M Arifin membeberkan data BOR per Senin (14/6) di mana jumlah tempat tidur pasien 7.937. Sementara itu jumlah pasien yang isolasi di RSDC Wisma Atlet mencapai 5.028.
"Sisa bed 2.909, persentase bed terpakai 63,34%, persentase sisa bed 36,66%, pasien masuk 192," terang Arifin.
Dengan kondisi tersebut, pengelola RSDC Wisma Atlet akan memaksimalkan isi tempat tidur per kamar dari semula dua menjadi tiga.
"Nanti ada rencana alternatif pertama. Apabila 1.100 penuh, ada alternatif pertama penambahan, bukan penambahan ya. Sudah ada bed yang di kamar, yang selama ini dipakai dua bed, padahal sebenarnya tiga bed isinya," jelas Arifin.
"Nah ini akan diaktifkan mulai 1.300 kalau sudah penuh diaktifkan kembali, sehingga bisa menambah sekitar 2.000 bed atau sekitar 30% untuk menambah okupansi kita," sambung dia.
(isa/isa)