Anggota Komisi VII Fraksi PKS, Mulyanto, meminta kepolisian mendalami kasus kematian Wakil Bupati Sangihe Helmud Hontong. Mulyanto juga menyoroti surat permintaan pembatalan izin tambang. Mulyanto mengatakan kasus ini tak bisa dipandang biasa.
"Walau kita belum tahu secara pasti hasil autopsi pihak kepolisian perihal penyebab kematian Wakil Bupati Sangihe tersebut, namun izin pertambangan yang diberikan sebesar 42.000 hektare, yang lebih dari setengah luas pulau Sangihe ini patut mendapat perhatian publik," kata Mulyanto, dalam keterangan tertulis, Senin (14/6/2021).
Mulyanto menilai keputusan Wakil Bupati Sangihe meminta Menteri ESDM meninjau ulang izin tersebut sangat tepat. Mengingat luasan izin tambang yang diberikan hampir 50 persen dari luas Pulau Sangihe.
Oleh karena itu, Mulyanto meminta pemerintah untuk mengevaluasi izin tambang di Sangihe. Dia minta Kementerian ESDM meninjau kembali aspek lingkungan dan keselamatan pertambangan izin tersebut sesuai dengan peraturan perundangan yang ada.
"Apa bisa pulau kecil seperti ini diberikan izin pertambangan industrial seluas itu tanpa merusak keselamatan lingkungan dan masyarakat," ujarnya.
"Harusnya izin diberikan hanya seluas wilayah yang benar-benar prospektif untuk ditambang, baik dari aspek ekonomi, sosial maupun lingkungan. Tidak setengah luas pulau Sangihe. Ini berlebihan. Bagaimana penduduk pulau Sangihe bisa hidup dengan layak kalau setengah wilayahnya adalah pertambangan? Tidak bisa kita bayangkan," lanjut Wakil Ketua Fraksi PKS ini.
Kematian Wabup Sangihe Dinilai Janggal
Diketahui, Wakil Bupati Sangihe Helmud Hontong meninggal dunia saat dalam penerbangan rute Denpasar-Makassar. Setelah dokter yang ada di pesawat melakukan pemeriksaan, Helmud Hontong dinyatakan meninggal dunia.
Pejabat Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kabupaten Sangihe, Maya Budiman, mengungkapkan bahwa Helmud menumpang pesawat dengan nomor penerbangan JT740. Helmud menempati tempat duduk nomor 25E, ditemani ajudannya, Harmen Kontu, yang duduk di kursi nomor 25F.
"Pukul 16.17 saat di Bandara Hasanuddin, Makassar, dokter dan perawat segera naik ke pesawat untuk mengecek kondisi Bapak Helmud yang sudah tidak sadarkan diri," kata Maya, Rabu (9/6).
Ajudan Wabup, Harmen Rivaldi Kontu, mengatakan Wabup Helmud sempat memberitahukan kepadanya bahwa sudah merasa pusing. Pada saat itu, dia diminta menggosokkan minyak kayu putih di bagian belakang dan leher.
Helmud disebut sempat mengeluarkan darah dari mulut dan hidung. Jenazah Wakil Bupati Sangihe Helmud kini telah berada di Sangihe.
"Sekitar 5 menit itu saya lihat Bapak langsung tersandar. Saya panggil dan kore-kore (colek), namun sudah tidak ada respons lagi. Saya langsung panggil pramugari, namun tetap Bapak tidak ada respons. Kemudian keluar darah lewat mulut. Tak lama kemudian darah keluar dari hidung," kata Harmen ketika dimintai konfirmasi detikcom di Pelabuhan Manado, Kamis (9/6).
(eva/gbr)