.webp)
Bukan hanya bergantungan di keranjang, para siswa SD itu kerap menerjang arus sungai. Namun itu hanya dilakukan para siswa jika air sedang dangkal.
"Kalau air dangkal, ya nggak perlu pakai bergelantungan. Jalan saja bisa di sana, lepas sepatu, jalan kaki karena sungai itu dangkal. Kalau air naik, ya gelantungan," terang Asril.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga pun memanfaatkan keranjang terbang itu untuk menyeberangi sungai. Ada juga warga yang menggunakannya untuk memancing.
"Warga saya biasa lewat situ, jadi ada juga mereka menganggap itu wisata. Mau mancing lewat dari situ karena itu akses sebenarnya milik orang perkebunan yang punya kebun di situ," terang Asril.
Berdasarkan informasi keranjang terbang itu ada di kawasan perkebunan wisata. Meski harus bertaruh nyawa, warga sekitar tetap menggunakan fasilitas tersebut.
"Sepanjang yang saya ketahui itu adalah dari perkebunan swasta, itu adalah tempat langsiran buah sawit. Kemudian dari investigasi kami, itu memang ada siswa SD tujuh orang, kemudian TK dan SMP masing-masing dua orang," sebut Asril.
(zak/zak)
