Sindiran 'Bismillah Komisaris' yang Dianggap Biasa Saja

Round-Up

Sindiran 'Bismillah Komisaris' yang Dianggap Biasa Saja

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 05 Jun 2021 20:32 WIB
Sejumlah tamu beraktivitas di dekat logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). Kementerian BUMN meluncurkan logo baru pada Rabu (1/7) yang menjadi simbolisasi dari visi dan misi kementerian maupun seluruh BUMN dalam menatap era kekinian yang penuh tantangan sekaligus kesempatan. ANATAR FOTO/Aprillio Akbar/nz
Logo Kementerian BUMN (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Jakarta -

Para pengguna Twitter ramai-ramai melontarkan sindiran 'Bismillah komisaris' terhadap pemerintah. Sindiran ini dinilai oleh para politikus biasa saja dalam politik.

Mulanya fenomena ini muncul di media sosial, khususnya Twitter. Netizen ramai-ramai berdoa untuk menjadi komisaris badan usaha milik negara (BUMN). Narasi yang dilontarkan pada umumnya berbunyi 'bismillah komisaris' sambil menyebut perusahaan pelat merah yang diinginkan.

Gerakan tersebut mencuat di Twitter setelah Abdi Negara Nurdin atau Abdee Slank ditunjuk sebagai Komisaris PT Telkom Indonesia (Persero). Abdee Slank diketahui merupakan pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Netizen tampaknya ingin menyindir pemerintah dengan memuji-muji kinerja pemerintah, lalu berdoa agar diangkat menjadi komisaris juga.

Tanggapan Para Politikus

Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade menilai hal itu merupakan dinamika penunjukan Abdi Negara Nurdin atau Abdee Slank sebagai Komisaris Telkom.

ADVERTISEMENT

"Biasa itu, dinamika pro dan kontra dari pengangkatan Abdee Slank. Jadi ada pro dan kontra di tengah masyarakat, yang kontra tentu ya 'Bismillah komisaris' itu kan bagian dari sindiran-sindiran dan itu tentu bagian dari demokrasi. Di alam demokrasi, itu hal yang wajar dan lumrah," ucap Andre, Sabtu (5/6/2021).

Dia menilai hal tersebut harus menjadi masukan bagi pemerintah dalam menunjuk orang-orang untuk mengisi jabatan di BUMN. Politikus Gerindra ini menilai ramainya warganet yang menulis 'Bismillah komisaris' menunjukkan kepedulian rakyat terhadap nasib BUMN.

"Tentu ini menjadi masukan bagi pemerintah ke depan dalam pengangkatan komisaris harus mengedepankan kompetensi sesuai bidang komisaris perusahaan yang akan dipimpin. Itu biasa, dalam negara demokrasi itu biasa," ucapnya.

Andre juga menegaskan Komisi VI, yang salah satu ruang lingkup kerjanya adalah BUMN, bakal mengawasi kinerja para pejabat BUMN yang ditunjuk pemerintah. Dia juga berharap orang-orang yang menjadi sorotan menunjukkan kinerja baik ketika menjabat komisaris.

"Komisaris dan direksi yang disorot itu harus betul-betul menunjukkan kinerjanya. Itu yang paling penting. Jangan juga Anda sudah diangkat, Anda jadi beban pemerintah. Ingat, 6 bulan kinerja nggak kinclong, ya siap-siap berhadapan dengan kami di Komisi VI. Kita nggak ragu lho," tutur Andre.

Ketua Komisi VI Faisol Riza juga tak mempermasalahkan ramainya cuitan 'Bismillah komisaris'. Dia menilai hal itu bagus.

"Bagus," ucap Faisol Riza.

Sindiran Biasa

Hal senada disampaikan oleh politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno. Hendrawan menilai sindiran seperti 'Bismillah komisaris' hal biasa dalam politik. Menurutnya, hal tersebut tak perlu ditanggapi berlebihan.

"Dalam politik, olok-olok, sindiran, pasemon, geguyon, dan penggunaan diksi bersayap hal yang biasa dan tidak perlu menarik energi kita untuk menanggapinya secara berlebihan. Kita tangkap arah dan substansinya saja untuk ditindaklanjuti bila dipandang konstruktif dan korektif," kata Hendrawan saat dihubungi, Sabtu (5/6/2021).

Dia menilai penempatan komisaris harus didasari pertimbangan yang matang. Namun faktor relasi juga penting guna mengurangi ketidakpastian saat mengangkat seseorang menduduki sebuah posisi jabatan.

"Penempatan komisaris harus didasarkan atas pertimbangan yang matang. Faktor rekam jejak kompetensi dan kesesuaian dengan korporasi yang menjadi penugasan, tetap jadi pertimbangan penting. Faktor relasi penting, tapi bukan satu-satunya. Relasi penting karena mengurangi ketidakpastian ketimbang mengangkat orang yang tidak dikenal atau diketahui sebelumnya," ungkapnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads