Pemprov DKI Jakarta telah sepakat menjadikan jalan layang nontol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang sebagai lintasan road bike setiap akhir pekan. Para road biker mengaku masih bingung dengan peraturan yang ditetapkan pemerintah.
Salah satu keluhan itu disampaikan oleh road biker bernama Baskoro, yang masih bingung mengapa mobil masih bisa masuk ke JLNT pada pukul 05.00 WIB hingga 08.00 WIB. Namun dirinya paham karena kebijakan ini masih belum sepenuhnya matang.
"Hanya ada kesimpangsiuran sih kemarin kita bahwa jam 8 tuh ditutup total hanya untuk sepeda, ternyata berbagi dengan mobil lain. Tapi kita mengertilah, mungkin masih awal-awal, kami mengapresiasilah, diberi kesempatan untuk itu," ujar Baskoro saat ditemui di lokasi, Sabtu (5/6/2021).
Baskoro mengatakan pemerintah seharusnya lebih jelas dalam memberi informasi terkait peraturan pada penerapan JLNT bagi sepeda road bike ini. Menurutnya, jika peraturan itu jelas, semua kendaraan pun akan tertib.
"Hanya kemudian harus lebih jelas waktunya, kemudian jalur mana yang boleh dipakai. Kalau semua mengikuti aturan itu, saya kira semuanya akan nggak ada masalah dan semuanya terfasilitasi," ujarnya.
Road biker lain, Setyo (54), mengaku setuju dengan penerapan ini. Dia menyayangkan karena masih banyak mobil yang masuk JLNT karena dapat membahayakan road biker juga terkait kualitas udara saat berolahraga.
"Sangat setuju (dengan penerapan ini), cuma tadi masih terlalu banyak kendaraan-kendaraan, mobil. Harusnya steril ya, sehingga udaranya bersih, kemudian juga nggak membahayakan," kata Setyo.
"Bahaya kalau menurut saya (jika mobil masih bisa masuk JLNT). Tadi kita sudah nggak menggunakan jalur Sudirman, jalur besar, tidak. Kita sudah menggunakan jalur, sudah tertib, tapi kendaraan nggak tertib nih kalau kondisinya kayak gini," sambungnya.
Selanjutnya, soal polusi:
(dnu/dnu)