Satgas COVID-19 menjelaskan penyebab naiknya kasus Corona (COVID-19) di Indonesia minggu ini sekitar 15 persen. Satgas mengatakan kenaikan diperoleh dari lima provinsi di Indonesia.
"Pada hari ini saya akan menyampaikan perkembangan kasus positif, sembuh dan meninggal mingguan per tanggal 30 Mei 2021. Setelah pada minggu sebelumnya terjadi kenaikan kasus positif mingguan yang cukup tinggi yaitu 36,8 persen, di minggu ini kenaikannya lebih rendah yaitu naik 15,1 persen, sedangkan di minggu lalu kita sudah mulai memasuki minggu kedua pascalibur Idul Fitri, artinya kenaikan kasus positif pada periode ini sudah dapat diklaim sebagai dampak libur Idul Fitri," ujar jubir Satgas, Wiku Adisasmito, saat konferensi pers, Jumat (4/6/2021).
Wiku mengatakan kenaikan kasus positif di minggu ini dikontribusikan oleh 5 provinsi. Lima provinsi itu adalah Jawa Tengah naik 1.181, Riau naik 1.550, Kepulauan Riau naik 771, Aceh naik 692, dan DKI naik 523.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain ada kenaikan kasus, Wiku juga menjelaskan 5 provinsi angka kematian tertinggi pada minggu ini yakni Riau, Kepulauan Riau, NTB, Kepulauan Bangka Belitung, dan Bengkulu. Wiku mengatakan meski begitu angka kematian minggu ini turun dari minggu lalu.
"Angka kematian pada minggu ini mengalami penurunan setelah minggu lalu mengalami kenaikan. Di minggu ini angka kematian turun 15,1 persen dan hal ini perkembangan sangat baik, bahwa di tengah naiknya kasus positif angka kematian dapat kita tekan," jelasnya.
Penyebab Kenaikan Kasus
Lebih lanjut, Wiku juga mengungkapkan penyebab kenaikan kasus Corona di lima provinsi itu. Wiku mencontohkan kenaikan kasus di Jawa Tengah penyebabnya karena Jawa Tengah destinasi mudik paling banyak saat libur Lebaran.
"Adanya kenaikan kasus positif di provinsi Jawa Tengah dapat terjadi karena Jawa Tengah merupakan destinasi mudik yang paling sering dikunjungi masyarakat Indonesia pada saat periode Idul Fitri, di provinsi Jateng mobilitas penduduk ke tempat wisata tanggal 13-19 Mei lalu juga cukup tinggi, bahkan mencapai 51 persen," ungkap Wiku.
Sementara untuk kenaikan kasus di DKI, Wiku menduga karena DKI adalah tempat balik pemudik. Hal ini, kata Wiku, didukung oleh data mobilitas masyarakat pasca Idul Fitri.
"Kenaikan di DKI Jakarta sebaliknya bahwa Jakarta merupakan destinasi arus balik mudik, artinya orang-orang yang kembali mudik banyak yang menuju ke DKI Jakarta. Hal ini menyebabkan penularan yang mungkin terjadi di wilayah tujuan mudik dapat terbawa hingga kembali ke DKI Jakarta, hal ini juga didukung dengan data mobilitas penduduk pasca-Idul Fitri dari luar jabodetabek, menuju jabodetabek meningkat cukup tajam," papar Wiku.
Adapun kenaikan pada Provinsi Riau, Kepulauan Riau, dan Aceh, menurut Wiku, terjadi karena tingginya mobilitas penduduk setempat ke tempat wisata pada periode libur Idul Fitri. Menurut Wiku, kebiasaan masyarakat yang sering melakukan kerumunan perlu diubah untuk menekan penambahan kasus Corona di Indonesia.
"Mobilitas penduduk di Riau mencapai 70 persen, sedangkan di Aceh 45 persen yang menuju ke tempat wisata. Keadaan ini menunjukkan bahwa kenaikan kasus dapat dikarenakan akumulasi dari aktivitas-aktivitas penyebab yang berpotensi meningkatkan penularan di tengah masyarakat," jelasnya.
(zap/tor)