Politikus PKB Resapi Makna Keadilan Sosial di Hari Lahir Pancasila

Politikus PKB Resapi Makna Keadilan Sosial di Hari Lahir Pancasila

Yudistira Imandiar - detikNews
Selasa, 01 Jun 2021 07:32 WIB
Daniel Johan
Foto: Daniel Johan
Jakarta -

Momentum Hari Lahir Pancasila di tanggal 1 Juni menjadi pengingat bagi seluruh elemen masyarakat, untuk meresapi nilai-nilai luhur yang termuat di dalamnya. Nilai-nilai persatuan dan keadilan sosial menjadi relevan dengan kondisi saat ini.

Disampaikan Ketua DPP PKB Daniel Johan Pancasila merupakan pemersatu bagi masyarakat Indonesia. Pancasila, kata dia, mengajarkan seluruh elemen bangsa dari beragam suku dan budaya untuk selalu guyub dan mengedepankan gotong royong.

"Pancasila itu lahir dari akar budaya Indonesia yang otentik di mana meskipun latar belakang masyarakat kita sangat beragam tapi semangat gotong royong, solidaritas, saling bantu, dan keguyuban menjadi khas kekuatan kita, ini harus terus kita jaga, yang menjadi ideologi dan dasar kita menyatakan untuk bernegara dan berbangsa," papar Daniel kepada detikcom, Senin (31/5/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menekankan Pancasila merupakan benteng bagi Indonesia untuk menghalau berbagai terpaan ideologi dan paham yang hendak meruntuhkan kesatuan bangsa. Menurutnya, keutuhan dan keharmonisan bangsa Indonesia akan tetap langgeng dengan hadirnya Pancasila.

Daniel menambahkan, Pancasila telah mengamanatkan agar keadilan sosial dalam bentuk kesejahteraan bisa dirasakan secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat. Ia menyebut, kesejahteraan akan membuat individu resisten terhadap paparan radikalisme atau paham lainnya yang merusak keutuhan bangsa.

ADVERTISEMENT

"Khususnya saat keadilan sosial bisa dirasakan oleh masyarakat, maka Pancasila akan semakin mengakar dalam kehidupan masyarakat, jadi mewujudkan keadilan dan kesejahteraan adalah cara terbaik untuk mengatasi paham-paham yang memecah keutuhan bangsa," jelas Daniel.

Menyoal kesejahteraan, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI ini menjabarkan penguatan ekonomi berbasis kemasyarakatan dapat menjadi solusi untuk mendukung pemerataan taraf hidup masyarakat. Pemberdayaan ekonomi sesuai dengan kondisi geografis maupun sosial budaya akan membantu masyarakat sampai ke daerah pelosok untuk mencapai kesejahteraan.

"Perkuat ekonomi yang berbasis masyarakat seperti pertanian, perikanan, sektor informal, dan UKM karena di sanalah kekuatan ekonomi Indonesia, karena bila pendapatan dan daya beli petani dan masyarakat desa meningkat maka yang bukan petani pun akan merasakan berkahnya, yang berdagang di pasar akan semakin laku, ini juga akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, multiplier effectnya sangat luas," terang Daniel.

Sebagai negeri dengan semboyan 'Gemah Ripah Loh Jinawi', perekonomian Indonesia sangat mungkin ditopang oleh sektor pertanian hingga perikanan yang punya sumber daya melimpah. Namun, menurut Daniel, hal itu bisa terwujud jika pemerintah mampu menciptakan industri pertanian dan perikanan yang efektif dari hulu sampai hilir.

"Harus ada prioritas program yang mampu mendukung tumbuhnya industri ini termasuk mengembangkan UMKM sebagai ujung tombak perekonomian Indonesia. Dengan segala kelebihan alam yang dimiliki oleh Indonesia di kedua bidang ini, Indonesia bisa menjadi kekuatan pangan dunia," sebut Daniel.

Ia meminta pemerintah dan stakeholder terkait untuk segera berbenah. Jangan sampai Indonesia terus menerus bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan pangan yang sejatinya bisa didapatkan di dalam negeri.

"Dan nelayan, petani kita masih banyak yang berada di bawah garis kemiskinan, perlu ada political will dari pemerintah untuk memajukan pertanian nasional, melalui kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada petani dan nelayan. Indonesia tidak boleh bergantung pada impor pangan yang justru bisa menjadi produk unggulannya," jelas Daniel.

Untuk mengelola sumber daya alam yang melimpah itu, Daniel mengingatkan perlu dukungan sumber daya manusia yang mumpuni. SDM Indonesia, kata dia, harus mampu menjawab tantangan revolusi industri 4.0 yang mengandalkan teknologi di berbagai sektor kehidupan.

Pembentukan SDM yang unggul, sudah barang tentu membutuhkan dukungan pemerintah. Daniel mengulas, diperlukan program-program pembinaan yang konkret dari pemerintah untuk mengasah kemampuan masyarakat sesuai bidang keahliannya.

"Untuk menciptakan SDM yang unggul perlu ditunjang dengan berbagai program, seperti pendidikan yang berbasis teknologi, pelatihan-pelatihan yang mampu mendorong daya kreatif dan inovatif individu sehingga mampu bertahan dengan perubahan yang begitu cepat, menyiapkan sarana seperti inkubator bisnis untuk melahirkan wirausahawan yang bisa menciptakan multiplier effect bagi perekonomian nasional," urainya.

Ia pun menyinggung Indonesia akan memperoleh bonus demografi pada tahun 2030 mendatang, kondisi saat penduduk usia produktif mencapai 70,7% dari total penduduk. Daniel menegaskan bonus demografi harus dipersiapkan dengan matang agar dapat berkontribusi bagi kemajuan negara.

"Bonus demografi ini harus disiapkan dengan baik melalui berbagai insentif sehingga akan menstimulasi gagasan/ide menjadi karya yang memberikan dampak positif bagi negara," cetus Daniel.

Tonton video 'Ciri Elang Jawa yang Jadi Lambang Garuda Indonesia':

[Gambas:Video 20detik]



(mul/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads