Rekor Terus Tercatat Bikin Corona di Malaysia Makin Gawat

Round-Up

Rekor Terus Tercatat Bikin Corona di Malaysia Makin Gawat

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 28 Mei 2021 21:04 WIB
Health workers wearing Personal Protective Equipment (PPE) carry a coffin during a funeral for a COVID-19 victim in Klang, Malaysia, Sunday, May 23, 2021. Malaysia unexpectedly imposed a one-month lockdown through June 7, spooked by a sharp rise in cases, more-infectious variants and weak public compliance with health measures. (AP Photo/Vincent Thian)
Pandemi Corona di Malaysia (Foto: AP/Vincent Thian)
Kuala Lumpur -

Pemerintah Malaysia melaporkan penambahan kasus infeksi virus Corona harian kembali mencatat rekor baru, yaitu 8.290 kasus. Selama beberapa hari berturut-turut negeri jiran itu mencatatkan rekor baru kasus Corona. Akibatnya, Sultan Negara Bagian Johor, Sultan Ibrahim Iskandar, meminta pemerintah Malaysia mempertimbangkan kebijakan 'full lockdown'.

Seperti dilansir Channel News Asia, Jumat (28/5/2021), ini pertama kalinya jumlah kasus COVID-19 harian baru di Malaysia menembus angka 8.000. Ini juga terjadi setelah beberapa hari berturut-turut, Malaysia mencatatkan rekor jumlah pasien COVID-19 yang harus dirawat di unit perawatan intensif (ICU).

Menurut penghitungan nasional, sejauh ini, total jumlah kasus infeksi Corona di Malaysia mencapai 549.514 kasus, termasuk lebih dari 2.000 kasus kematian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Malaysia telah mencetak rekor jumlah kasus harian baru tertinggi tujuh kali dalam 10 hari terakhir, dengan jumlah harian di atas angka 6.000 kasus sejak 19 Mei.

Lebih dari seperempat kasus baru COVID-19 yang dilaporkan pada Jumat ini berada di wilayah Klang Valley dengan 2.052 kasus di Selangor dan 830 kasus di Kuala Lumpur. Johor memiliki 762 kasus, sementara Sarawak dan Penang masing-masing melaporkan 698 dan 421 kasus COVID-19.

ADVERTISEMENT

Menurut data terbaru Kementerian Kesehatan, kasus COVID-19 harian baru mungkin mendekati angka 9.000 pada awal Juni jika tindakan manajemen yang aman tidak diikuti.


Cetak Rekor 8 Ribu Sehari

Pada Jumat (28/5), kasus Corona Malaysia pecah rekor menjadi 8.290 kasus harian. Ini pertama kalinya Malaysia menembus angka 8.000.

Lebih dari seperempat kasus baru COVID-19 yang dilaporkan pada Jumat ini berada di wilayah Klang Valley dengan 2.052 kasus di Selangor dan 830 kasus di Kuala Lumpur. Johor memiliki 762 kasus, sementara Sarawak dan Penang masing-masing melaporkan 698 dan 421 kasus COVID-19.

Menurut penghitungan nasional, sejauh ini, total jumlah kasus Corona Malaysia mencapai 549.514 kasus, termasuk lebih dari 2.000 kasus kematian.

Malaysia telah mencetak rekor jumlah kasus harian baru tertinggi tujuh kali dalam 10 hari terakhir, dengan jumlah harian di atas angka 6.000 kasus sejak 19 Mei.

Menurut data terbaru Kementerian Kesehatan Malaysia, pada awal Juni diperkirakan kasus Corona harian baru mungkin mendekati angka 9.000 jika tindakan manajemen yang aman tidak diikuti.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya

Saksikan video 'Relawan Pemakaman Malaysia Ketar-ketir Lihat Lonjakan COVID-19':

[Gambas:Video 20detik]




Sultan Minta Pertimbangkan Lockdown

Merespons peningkatan kasus corona Malaysia beberapa waktu belakangan, Sultan Negara Bagian Johor, Sultan Ibrahim Iskandar, meminta pemerintah Malaysia mempertimbangkan kebijakan 'full lockdown'.

"Lebih dari 7.400 kasus saja hari ini (per Rabu, 26/5). Ini menakutkan dan kita membutuhkan hampir semua aspek masyarakat untuk tinggal di rumah, untuk memutuskan rantai penularan," kata Sultan Ibrahim melalui rilis pada Rabu (26/5).

"Oleh karena itu, harus ada disiplin di seluruh jajaran agar semua lapisan masyarakat berkomitmen untuk melakukan lockdown untuk mencegah hal terburuk terjadi pada kita semua. Pemerintah juga harus mempertimbangkan lockdown penuh, jika angka COVID-19 tidak menunjukkan tanda-tanda mereda," lanjutnya.

"Mari kita telan pil pahit itu sekarang, daripada menderita terus-menerus dalam ketidakpastian," tegasnya merespons meningkatnya kasus corona Malaysia.

Peningkatan Kasus Kematian

Sebelumnya, dalam update pada Kamis (27/5), Kementerian Kesehatan mengatakan ada peningkatan jumlah korban jiwa yang tiba di rumah sakit dalam keadaan tidak bernyawa untuk periode 1 Mei hingga 25 Mei.

Selama periode 1-25 Mei, sebanyak 93 kasus tiba di rumah sakit dalam keadaan telah meninggal, dibandingkan dengan 35 korban pada April tahun ini. Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa angka ini meningkat 165,7 persen.

Contoh korban yang 'dibawa ke rumah sakit dalam keadaan meninggal' adalah pasien yang mengalami gejala seperti demam dan batuk, tetapi tidak menjalani tes COVID-19. Mereka kemudian ditemukan tewas di rumah mereka beberapa hari kemudian.

Kasus lainnya termasuk mereka yang dites positif COVID-19 tetapi meninggal di rumah sebelum dapat dibawa ke rumah sakit, serta mereka yang tidak menangani gejala mereka dengan serius dan memilih memulihkan diri di rumah.

Halaman 2 dari 2
(yld/yld)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads