"Pada tanggal 20 Mei jumlah keterpakaian tempat tidur ruang isolasi di seluruh RS rujukan COVID-19 di Indonesia adalah 20.560 tempat tidur. Namun jumlah meningkat menjadi 23.488 tempat tidur pada tanggal 26 Mei," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (28/5/2021).
Wiku lantas membeberkan kenaikan okupansi RS rujukan di 5 provinsi di Pulau Jawa. Kelima provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, dan DIY.
"DKI Jakarta mengalami kenaikan 23,7% dari yang sebelumnya pada 21 Mei sebesar 3.108 menjadi 3.846 tempat tidur isolasi terisi pada tanggal 26 Mei. Jawa Barat mengalami kenaikan 20,3% dari yang sebelumnya pada 20 Mei sebesar 3.003 menjadi 3.615 tempat tidur isolasi terisi pada tanggal 26 Mei," tuturnya.
Sementara itu, lanjutnya, Jawa Tengah mengalami kenaikan 23,13% dari yang sebelumnya pada 20 Mei sebesar 2.567 menjadi 3.161 tempat tidur isolasi terisi pada tanggal 26 Mei. Sedangkan Banten mengalami kenaikan 21,2% dari yang sebelumnya pada 20 Mei sebesar 816 menjadi 959 tempat tidur isolasi terisi pada tanggal 26 Mei.
Daerah istimewa Yogyakarta mengalami kenaikan 18,18% dari yang sebelumnya pada 21 Mei sebesar 495 menjadi 585 tempat tidur isolasi terisi pada 26 Mei.
Alarm Keras
Wiku menjelaskan data ini menunjukkan peningkatan kasus COVID-19 dalam enam hari terakhir.
"Data yang baru saja saya sampaikan menandakan bahwa terjadi peningkatan kasus COVID-19 pada enam hari terakhir. Utamanya yang membutuhkan perawatan di ruang isolasi baik di tingkat nasional maupun di 5 provinsi ini," ungkapnya.
Maka dari itu, dia menegaskan bahwa kondisi ini merupakan alarm keras. Khususnya bagi provinsi yang berada di Pulau Jawa.
"Ini adalah alarm keras untuk kita semua. Terutama untuk provinsi-provinsi yang berada di Pulau Jawa," ujarnya.
(rdp/imk)