Kementerian Kesehatan memastikan informasi yang menyebut vaksin COVID-19 mengandung magnet adalah hoax. Kemenkes menjelaskan sebenarnya apa isi kandungan vaksin COVID-19.
Diketahui sebelumnya ada sejumlah video beredar di media sosial soal bukti adanya kandungan magnet pada vaksin Corona. Narasi menyesatkan juga dibuat untuk meyakinkan kandungan microchip magnetis sehingga muncul reaksi tubuh di mana sebuah uang logam menempel di lengan penerima vaksin.
Lantas apa sebenarnya kandungan vaksin COVID-19? berikut ulasannya
Kandungan Vaksin
Mengutip dari laman Covid19.go.id, peneliti biologi seluler Dr Thomas Hope dari Northwestern University menjelaskan soal kandungan vaksin COVID-19. Disebutkan vaksin COVID-19 pada dasarnya terdiri atas protein dan lipid, garam, air, dan bahan kimia untuk menjaga pH.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, juru bicara Vaksin Kemenkes, Siti Nadia Tamizi, angkat suara soal isu kandungan magnet tersebut. Dirinya menjelaskan bagaimana vaksin menyebar ke seluruh jaringan dalam tubuh.
Disebutkan ada sejumlah bahan yang langsung menyebar ke seluruh jaringan tanpa menyisakan cairan di titik injeksi. Uang logam yang menempel di permukaan kulit dalam video viral tersebut bukan karena magnet, melainkan akibat cairan keringat.
Vaksin juga mengandung sejumlah bahan aktif dan nonaktif. Masing-masing memiliki fungsi tersendiri.
"Vaksin mengandung bahan aktif dan nonaktif, di mana bahan aktif berisi antigen dan bahan nonaktif berisi zat untuk menstabilkan, menjaga kualitas vaksin agar saat disuntikkan masih baik. Adapun jumlah cairan yang disuntikkan hanya 0,5 cc dan akan segera menyebar di seluruh jaringan sekitar, sehingga tidak ada carian yang akan tersisa di tempat bekas suntikan," ujar Nadia.
Tidak Ada Kandungan Magnet
Sementara itu, menjelaskan kandungan vaksin COVID-19, ditegaskan tidak mungkin ada kandungan microchip magnetis dalam suntikan vaksin. Ahli fisika dari National High Magnetic Field Laboratory Amerika Serikat Eric Palm menjelaskan ukuran jarum vaksin yang sangat kecil, yakni sepersekian milimeter, hanya akan mampu membawa partikel magnetis dengan kadar yang sangat rendah.
"Bahkan jika Anda menyuntikkan partikel yang sangat magnetis, ukurannya akan sangat kecil, sehingga tidak akan ada kekuatan yang cukup untuk benar-benar menahan magnet yang menempel di kulit Anda," kata Palm sebagaimana dilansir dari laporan BBC, seperti dikutip dari Antara, Kamis (27/5/2021).
Dilihat dalam laporan fakta Otoritas Kesehatan di Amerika Serikat dan India, vaksin COVID-19 yang tersedia (Pfizer, Moderna, Johnson & Johnson atau AstraZeneca) tidak ada yang mencantumkan kandungan vaksin COVID-19 yang berbasis logam.
(izt/imk)