Bentrokan antara warga dengan sekuriti perusahaan di Toba, Sumatera Utara (Sumut), menyebabkan sejumlah orang terluka. Pihak perusahaan pun buka suara terkait hal itu.
"Kejadiannya itu di areal hutan negara dengan status hutan tanaman industri (HTI) sebagai wilayah kerja TPL yang memang berdekatan dan berbatasan dengan Kampung Natumingka, jadi bukan lahan milik masyarakat," kata Manager Humas PT Toba Pulp Lestari (TPL), Yusuf Soleh, Kamis (27/5/2021).
Yusuf kemudian menjelaskan kronologi kejadian bentrokan versi mereka. Dia mengatakan bentrokan itu bermula karena adanya warga yang menebangi tanaman milik mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dua minggu sebelum 18 Mei 2021, tim patroli dari sekuriti TPL menemukan atau memergoki sejumlah warga menebangi tanaman eucaliptus milik TPL, namun para pelaku melarikan diri sehingga sepeda motornya dan bahan bakar yang dibawa tertinggal di lokasi," ucap Yusuf
"Pihak sekuriti langsung melaporkan aksi pembabatan tanaman tersebut kepada polisi setempat dengan membawa barang-barang bukti yang tertinggal. Lalu, esok harinya masyarakat setempat melakukan aksi demo menuntut barang bukti itu dikembalikan," tambahnya.
Peristiwa berlanjut pada 18 Mei 2021, Yusuf mengatakan warga kembali melakukan demo dan memblokir jalan saat pihaknya hendak melakukan penanaman pohon. Saat itulah terjadi bentrokan antara warga dan sekuriti.
"Ketika karyawan TPL akan memulai penanaman di lokasi, sekelompok warga sudah memblokir jalan. Dan saat itulah terjadi insiden," jelasnya.
Baca juga: PT TPL Buka Suara soal Bentrokan di Toba |
Sebelumnya, rekaman video peristiwa bentrokan antara warga dan sekuriti itu viral di media sosial. Dilihat detikcom, Rabu (19/5), video berdurasi sekitar 22 detik itu menunjukkan kerumunan orang.
Kasubbag Humas Polres Toba Iptu Bungaran Samosir membenarkan peristiwa tersebut. Dia menyebut peristiwa itu terjadi pada Selasa (18/5).
"Benar. Pada hari Selasa, 18 Mei 2021, terjadi bentrok antara pihak karyawan dan sekuriti PT TPL di Bor-Bor dengan masyarakat Natumingka," sebut Bungaran.
Bungaran menjelaskan pihak perusahaan awalnya hendak melakukan penanaman bibit eukaliptus. Dia menyebut ada sejumlah warga yang menghadang para karyawan hingga berujung bentrok.
"Di mana pihak perusahaan hendak melakukan penanaman bibit eukaliptus di area lahan perusahaan, lalu dihadang oleh masyarakat Natumingka sehingga terjadi aksi dorong-mendorong antara pihak sekuriti dan karyawan penanam bibit perusahaan," ujar Bungaran.
Bungaran menyebut ada korban luka dari kedua belah pihak yang terlibat bentrokan. "Kedua belah pihak mengalami luka-luka. Belum, sampai saat ini belum ada yang melaporkan," ujar Bungaran.
Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi juga buka suara terkait bentrokan ini. Edy menilai hal itu tidak seharusnya terjadi.
"Janganlah seperti itu, ini kan pengusaha," kata Edy di Medan, Kamis (20/5).
Secara terpisah, Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Tano Batak, Roganda Simanjuntak, mengatakan sejumlah warga terluka akibat bentrokan itu. Salah satu yang terluka adalah Jusman Simanjuntak yang merupakan besan jauh dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan.
"Jusman besan jauh LBP," kata Roganda.
Roganda mengatakan Jusman terluka di bagian wajah. Jusman diduga terkena lemparan kayu saat keributan terjadi.
"Kondisinya masih proses pemulihan," ucapnya.