Round-Up

False Alarm Tsunami dari BMKG Ternyata Salah Sistem

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 27 Mei 2021 21:42 WIB
Ilustrasi gempa bumi (iStock)
Jakarta -

Pesan singkat yang berisi peringatan gempa berkekuatan 8,5 M dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bikin heboh. Ternyata, itu adalah false alarm peringatan dini tsunami.

Mulanya, tangkapan layar pesan singkat berisi peringatan gempa ini diunggah oleh sejumlah warganet di Twitter. Pesan itu berisi peringatan dini tsunami untuk Provinsi Jawa Timur, NTB, Bali, NTT, hingga Jawa Tengah. Gempa disebut berkekuatan 8,5 magnitudo.

"Peringatan Dini Tsunami di JATIM NTB BALI NTT JATENG Gempa Mag:8.5 04-Jun-21 10:14:45WIB Lok:10.50LS 114.80BT Kdlmn:10Km::BMKG," bunyi pesan yang dikirim oleh Kominfo BMKG seperti yang dilihat detikcom, Kamis (27/5/2021).

BMKG kemudian menjelaskan bahwa pesan ini terkirim karena kesalahan sistem pengiriman 'test'.

"Mohon maaf terjadi kesalahan system pengiriman TEST--Peringatan Dini Tsunami di JATIM,NTB,BALI,NTT,JATENG,...::BMKG," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Rahmat Triyono saat dimintai konfirmasi.

Pesan 'salah' itu mendapat kritik dari Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syarief Alkadrie. Syarief menyebut kesalahan seperti ini bisa berakibat fatal. Dia pun mempertanyakan pengelolaan sistem informasi BMKG.

Komisi V DPR RI meminta BMKG tidak mengulangi kesalahan tersebut lantaran bisa menimbulkan kepanikan.

"Karena memang ini yang hal-hal seharusnya memang sangat potensial berkaitan dengan info masyarakat karena BMKG berkaitan dengan ini masalah keselamatan, artinya harus betul-betul menempatkan orang di situ yang betul-betul cermat dan menguasai skill-nya, karena ini terjadi seperti ini saya harap tidak terulang kedua kali lagi," katanya.

Dia mengatakan kesalahan informasi yang disampaikan kepada masyarakat bisa menciptakan kepanikan. Karena itulah dia mendesak BMKG melakukan evaluasi dan audit terkait persoalan kesalahan informasi ini.

"Ya jelas membuat panik, kalau udah peringatan BMKG itu seolah-olah informasi yang valid, nah wajar masyarakat paniklah, hal ini kita tidak ingin terjadi lagi, untuk itu BMKG harus lakukan investigasi, audit apa persoalan SDM atau masalah sistem atau peralatannya atau yang lain lain," tuturnya.




(idn/idn)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork