Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar serah terima jabatan (sertijab) Kepala BNPB yang baru. Letjen Doni Monardo resmi menyerahkan jabatannya kepada Letjen Ganip Warsito.
Doni awalnya menyampaikan ucapan terima kasih kepada keluarga besar BNPB yang telah membantu saat mengemban tugas sebagai Kepala BNPB selama 2 tahun 4 bulan. Dia mengibaratkan BNPB seperti Kopassus, salah satu satuan elite di TNI.
"Saya katakan BNPB ini ibarat Kopassus, bahkan dalam kondisi darurat COVID dan juga penanganan bencana di berbagai daerah nyaris tidak pernah istirahat. Jadi bapak menghadapi kalangan sipil, tapi yang berjiwa militan dan rasanya sulit sekali menemukan ASN yang punya dedikasi yang luar biasa," kata Doni dalam sambutannya, Selasa (25/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dia menilai bertugas di BNPB adalah pekerjaan yang luar biasa. Sebab, kata dia, dari aspek kemanusiaan membutuhkan stamina yang sangat kuat dan juga memerlukan keteguhan hati karena menghadapi begitu banyak persoalan yang tidak mudah di daerah ketika bencana terjadi.
"Kita juga masih menghadapi sejumlah persoalan yang belum selesai dalam program rehabilitasi dan rekonstruksi di berbagai daerah karena begitu seringnya bencana terjadi, gempa bumi, tsunami, likuifaksi, erupsi gunung berapi, ancaman hidrometeorologi dan begitu banyak persoalan terjadi. Tapi semua dapat terkendali dengan baik, ini semua berkat kerja keras kolaborasi para ASN BNPB," ucapnya.
Doni menyebut World Bank mencantumkan Indonesia sebagai salah satu dari 35 negara dengan tingkat ancaman tertinggi di dunia. Setiap tahun, kata dia, Indonesia mengalami kerugian ekonomi sekitar Rp 22 triliun akibat bencana yang selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya.
"Sehingga BNPB tidak akan mungkin bekerja sendirian, bencana adalah urusan bersama kita harus mampu menghimpun seluruh sumber daya bukan hanya sumber daya pemerintah TNI-Polri, tapi juga sumber daya masyarakat dan ternyata SDM masyarakat Indonesia luar biasa," ujarnya.
"Ketika ada kejadian bencana terutama dalam skala menengah ke atas tanpa dikomando seluruh instrumen bangsa kita akan merapatkan barisan, akan mendaftarkan nama-nama mereka baik secara pribadi maupun atas nama kelembagaan dan ini mungkin tidak dimiliki negara lain," tambahnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:
Lebih jauh, Doni Monardo mengatakan bahwa Ganip Warsito bukanlah orang asing bagi BNPB. Selama penanganan pandemi COVID-19 di Tanah Air, Ganip yang saat itu menjadi Asops Panglima TNI banyak berperan membantu BNPB.
"Waktu itu Pak Ganip adalah Asops Panglima TNI. Tanpa bantuan dari Asops Mabes TNI rasanya mungkin kita juga akan kesulitan mendapat APD dan kesulitan mendistribusikan ke seluruh Indonesia. Jadi Pak Ganip tidak asing lagi dengan BNPB karena beliau Asops Panglima TNI telah berkiprah mulai dari awal penanganan COVID," katanya.
Sementara itu, Ganip Warsito, menyampaikan rasa terkejutnya ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggantikan Doni Monardo sebagai Kepala BNPB. Sebab, kata dia, menjadi bagian dari BNPB adalah tugas kemanusiaan yang bukan hanya memerlukan kekuatan fisik.
"Tapi hati dan pikiran kita curahkan semua, karena kita membantu saudara kita yang kena bencana," ucapnya.
Dia menceritakan semenjak menjadi prajurit TNI dirinya telah terbiasa dengan persoalan kemanusiaan. Menurutnya, mengemban tugas sebagai Kepala BNPB adalah pertama kalinya dia bertugas keluar dari Mabes TNI.
"Saya perintahkan istri saya lipat baju loreng itu, semua dilipat dengan rapi karena saya akan menggunakan rompi BNPB," katanya.
Ganip menyebut serah terima jabatan dari Doni Monardo kepada dirinya merupakan yang ketiga kalinya selama berkarir di dunia militer hingga saat ini. Dia menilai menggantikan sosok Doni Monardo memang tidak mudah.
"Oleh karenanya tidak ada kata lain saya mohon bantuan, mohon kerja samanya yang selama ini sudah diberikan kepada Pak Doni itu bisa juga diberikan kepada saya. Tidak ada artinya kehadiran saya ini tanpa kerja sama seluruh personel di BNPB maupun di Satgas COVID," pungkasnya.