Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Abdul Halim Iskandar menyambangi BUMDes Kemudo Makmur di Desa Kemudo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Ia meninjau sejumlah unit usaha dari BUMDes Kemudo Makmur.
Abdul Halim didampingi Kepala Desa Kemudo, Hermawan melihat unit pengolahan limbah kering industri dan furniture jati belanda. BUMDes Kemudo Makmur menjalankan proyek kerja sama dengan perusahaan Danone untuk pengolahan limbah kering.
"Ini jadi inspirasi jadi saya akan segera bertemu dengan Direktur Danone agar kerja sama ini tidak hanya di Prambanan, tapi di daerah lain. Polanya nanti mereplikasi dengan di sini," ungkap Abdul Halim dalam keterangan tertulis, Jumat (21/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abdul Halim menyampaikan Kemendes PDTT terus menggenjot pengembangan BUMDes dengan menggandeng sejumlah pihak, seperti perkebunan, serta Kementerian ESDM terkait dengan eksplorasi tambang. Kemendes, kata dia, juga berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian agar terbangun sinergitas antara BUMDes dengan kalangan Industri.
Setelah berdiskusi, ia kemudian meninjau Unit Usaha baru BUMDes Kemudo Makmur yaitu toko kelontong yang diberi nama Kamajaya Mart. Toko ini baru diresmikan pada akhir April 2021 dan menghabiskan anggaran sebesar Rp 950 juta.
BUMDes, kata Abdul Halim, bisa merambah unit usaha lain seperti pengelolaan air hingga pengelolaan rest area. Sektor keuangan seperti Lembaga Keuangan Desa (LKD) juga dapat dirambah BUMDes, salah satunya mendirikan Bank Desa.
"Ada contohnya RaboBank yaitu bank yang dikelola UMKM. Paling tidak di tahun 2023, ada 5.300 BUMDes Bersama LKD yang asetnya sudah tercatat Rp 12,7 triliun," ulas Abdul Halim.
Lebih lanjut ia mengatakan Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) bisa mendirikan Bank Desa untuk melayani masyarakat desa menyimpan uangnya. Ia menyampaikan Bank Desa tidak lantas menggusur keberadaan bank eksisting. Bank Desa dapat bersinergi dengan bank konvensional agar bisa berjalan beriringan.
(fhs/ega)