Kapal penangkap ikan asal Indonesia KM Bandar Nelayan-188 mengalami kecelakaan akibat diterjang badai di Samudra Hindia dekat perairan barat Kota Perth, Australia. Kapten kapal tersebut memberikan kesaksian atas kejadian tersebut.
"Tak bisa dibayangkan, (antara) hidup dan matilah," kata kapten KM Bandar Nelayan-188, Mugiyono (41), saat dipulangkan melalui Pelabuhan Benoa, Denpasar, Jumat (21/5/2021).
Menurutnya, KM Bandar Nelayan-188 diterjang badai dengan tinggi 7 meter lebih. Sebagian badan kapal sudah tenggelam. Ia dan ABK lainnya sudah terapung-apung sekitar empat hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya (diterjang badai) 7 meter lebih. (Ya) ada (ABK kapal) yang terluka satu. Empat harian (terapung-apung di laut)," tuturnya.
Selama terapung-apung itu, ia dan ABK lainnya hanya makan seadanya. Beberapa ABK ada yang membawa biskuit dan makanan lain yang bisa dimakan untuk menyambung hidup sembari menunggu bantuan datang.
"Ya (makan) seadanya, ya kita bawa ada sedikit ya kita ada bawa biskuit atau apa untuk bertahan hidup. Sambil menunggu bantuan datang. Ya kita kan mau gimana, sudah diterjang badai. Ya sudah, kita tetap pasrah yang di atas, yang penting kita tetap semangat," kata dia.
Mugiyono, yang sudah tiga tahun menjadi kapten di kapal tersebut, mengatakan mereka akhirnya diselamatkan oleh kapal Jepang. Setelah itu akhirnya dipindahkan ke kapal Australia.
"Ya terima kasih kepada pemerintah Jepang, pihak Australia, dan pihak Indonesia yang menjembatani kita pulang ke Tanah Air," kata pria asal Cilacap, Jawa Tengah, itu penuh syukur.
Untuk diketahui, kapal penangkap ikan KM Bandar Nelayan-188 mengalami kebocoran sehingga nyaris tenggelam di Samudra Hindia. Basarnas Bali mendapatkan informasi tentang peristiwa tersebut pada Kamis (13/5/2021) sekitar pukul 09.10 Wita.
"Kapal bertolak dari Pelabuhan Benoa sejak 8 April 2021 menuju fishing ground," kata Kepala Basarnas Bali Gede Darmada di Pelabuhan Benoa, Jumat (21/5).
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.