Presiden Joko Widodo (Jokowi) heran masih ada pejabat daerah yang tidak tahu data COVID-19 di wilayahnya. Hal itu disampaikan saat Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Pekanbaru, Riau.
"Ada saya datang ke daerah, tidak di Sumatera. Saya datang ke daerah, saya tanya, nggak tahu. Kalau angka-angka saja tidak tahu, bagaimana menyelesaikannya? Termasuk hati-hati nanti Pangdam dan Kapolda saya tanya, kondisi kasus aktif berapa," kata Jokowi saat memberikan arahan kepada Forkopimda se-Riau di Pekanbaru seperti ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (20/5/2021).
Dia menegaskan seharusnya setiap kepala daerah tahu data mengenai perkembangan COVID-19. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta setiap kepala daerah ketika ditanya mengenai data sebaran virus Corona harus bisa menjawab.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Coba dilihat, angka-angka itu dicatat dan kalau saya tanya mestinya semua bupati, wali kota, gubernur itu tahu posisi di tingkat kabupaten seperti apa, pak bupati berapa kesembuhan di sini, harus bisa jawab. Berapa kasus aktif, harus bisa jawab," kata Jokowi.
Jokowi mengaku dirinya mengetahui data penyebaran COVID di Indonesia. Dia juga mengantongi angka-angka sebaran kasus di setiap daerah.
"Saya itu setiap hari ditanya kalau nasional, ya ngerti. Tapi provinsi, kabupaten, dan kota semua ada catatan saya di angka-angkanya itu," ucapnya.
Selanjutnya, Jokowi mengaku setiap pagi sarapan angka-angka sebaran kasus COVID-19. Sehingga, dia mengetahui secara rinci datanya.
"Karena setiap pagi sarapan saya itu angka-angka. Semua kabupaten ada, semua kota ada, semua provinsi saya punya," ujarnya.
Jokowi ingin setiap kepala daerah memahami betul perkembangan kasus COVID-19 dari hari ke hari. Jangan sampai penanganan COVID-19 tak didasari oleh pemahaman data yang kuat.
"Tolong dilihat secara detail, saya ingin misalnya suatu saat saya ke Anambas, misalnya saya tanya itu betul-betul Pak Bupati tahu angka kesembuhan berapa angka kematian sehingga ngikuti setiap hari," ucapnya.
Setelah itu, Jokowi kemudian memaparkan data perkembangan COVID-19 di Indonesia. Dia menyampaikan data dimulai pada Februari 2021.
"Kita ingat perkembangan COVID nasional di awal Februari itu kasus aktif ada 176 ribu, coba kita lihat di awal Februari atau awal Januari 176 ribu. Udah mendekati 200 ribu, tetapi sekarang kita berada di kasus aktif 87 ribu, turun separuh lebih. Dari 176 ribu turun menjadi 87 ribu, pagi tadi data yang kita terima. Penurunannya 50,5 persen, penurunannya," kata Jokowi.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Jokowi mengingatkan penanganan kasus COVID-19 harus cepat. Jangan sampai, kata Jokowi, kasus COVID-19 yang menurun membuat masyarakat lengah.
"Begitu ada satu kasus positif di sebuah RW langsung isolasi, karantina, kalau berat tadi disampaikan Pak Menkes, bawa ke rumah sakit. Tetapi hati-hati kalau sudah turun jangan lengah, jangan hilang kewaspadaan, jangan lengah dan jangan tunggu chaos baru kita bertindak, terlambat," ujar Jokowi.
Hal itu pula yang menjadi alasan Jokowi mengunjungi Riau. Dia ingin mengingatkan soal pentingnya kerja sama dalam penanganan COVID-19.
"Kenapa saya datang ke Riau ini karena ingin mengingatkan, mengingatkan kita semuanya betapa kita perlu bekerja bersama-sama, jangan lengah dan ada respons yang cepat kalau ada peningkatan," kata Jokowi.
"Data itu selalu setiap hari menjadi makanan sehari-hari saya. Posisi setiap provinsi seperti apa, posisi nasional seperti apa. Kabupaten kota seperti apa, kelihatan semuanya. Saya datang ke sini juga dalam rangka itu, karena angkanya kelihatan," imbuh Jokowi.
Setelah itu, Jokowi memaparkan data kasus COVID-19 di Riau. Dia menyoroti kasus aktif yang meningkat tajam.
"Coba kita lihat kasus aktif di Riau, bulan Februari coba kita lihat masih rendah, Februari masih rendah yang dulu 2020 di tertinggi, sudah turun sebetulnya, sudah turun sampai ke angka 1.071 di Februari sudah turun ini, ada kelengahan pasti, begitu Maret naik, 1.302 langsung. April naik menjadi 4.865. Meskipun sekarang turun sedikit tapi masih di posisi yang tinggi, hati-hati mengenai ini, hati-hati," ujar Jokowi.
Jokowi juga menyampaikan mengenai angka kesembuhan COVID-19 di Riau. Dia meminta semua pihak terus berusaha meningkatkan angka kesembuhan tersebut.
"Oleh sebab itu Menkes menyampaikan kalau kurang ventilator segera infokan, kalau obatnya terlambat segera infokan, karena kunci-kuncinya ada di situ. Angka kesembuhan per kabupaten/kota juga kelihatan," ucap Jokowi.
"Kita lihat yang angka kesembuhannya yang rendah di mana, di Kuantan Singingi paling bawah di 76 persen, ini hati-hati rumah sakit, hati-hati. Rokan Hilir paling baik di 91, Kampar baik juga di 91. Rokan Hulu baik juga di 90 yang lain mari kita bersama ditingkatkan untuk kesembuhannya," kata Jokowi.