Sejumlah warga marah-marah ketika dilarang mudik oleh aparat yang berjaga di pos penyekatan. Peristiwa semacam itu mewarnai suasana larangan mudik saat pandemi COVID-19.
Sebut saja, perempuan yang marah di Pos Penyekatan Bogor-Sukabumi. Ada lagi perempuan yang marah-marah saat diminta putar balik di Anyer, Banten. Video mereka viral.
Indonesia Rakyat Club (IRC) membahas permasalahan aktual ini dalam diskusi seru bertajuk 'Dilrangan Mudik Kok Ngamuk', disiarkan di Channel Seru Transvision dan kanal YouTube Transvision Official, Kamis (20/5/2021). Hadir sebagai narasumber, pakar gestur Handoko Gani danpsikolog klinis Veronica Adesla.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Handoko Gani menyoroti ekspresi ibu-ibu yang marah-marah dari jok belakang mobil keluarganya. Ekspresi ibu-ibu itu terlihat jelas di video viral yang berasal dari lokasi Pos Penyekatan Bogor-Sukabumi.
"Yang di lapangan tadi adalah emosi marah, marahnya sudah banget," kata Handoko.
![]() |
Selanjutnya, sikap pemudik dinilai sebagai agresi:
"Masyarakat merasa, wah lebaran tahun kemarin tidak bisa pulang, harapannya lebaran tahun ini bisa pulang. Ternyata tidak bisa pulang, di situ ada kemarahan, ada kekecewaan, ada frustrasi, karena segitu kangennya. Ada janji, rasa tidak enak, dan rindu," kata Veronica.
Veronica juga mengomentari sikap aparat yang tidak terpancing ikut marah menyikapi pemudik yang ngamuk-ngamuk. Menurutnya, aparat kali ini bisa cukup paham kondisi psikologis para pemudik. Empat telah muncul, melahirkan sikap yang bijak. Tapi kenapa ya pemudik-pemudik ini berani marah?
![]() |
"Ada orang yang disekat kemudian menyerah. Ada yang disekat kemudian berpikir, kita ngotot aja dulu, marah saja dulu, mungkin lewat gertakan itu berhasil. Kenyataanya ternyata berhasil," kata Veronica.
Nah mau tahu keseruan diskusi 'Dilarang Mudik Kok Ngamuk?' cek langsung di YouTube channelnya: