Kasus COVID Disorot Jokowi, Epidemiolog Nilai Tracing di Riau Rendah

Kasus COVID Disorot Jokowi, Epidemiolog Nilai Tracing di Riau Rendah

Raja Adil Siregar - detikNews
Kamis, 20 Mei 2021 11:35 WIB
Poster
Ilustrasi (Edi Wahyono/detikcom)
Pekanbaru -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti kasus COVID-19 di Riau yang naik drastis. Ketua Ahli Epidemiologi Riau dr Wildan Asfan Hasibuan menilai ada sejumlah kelemahan yang terjadi, salah satunya masih rendahnya tracing yang dilakukan.

"Masih ada kelemahan kita, tracing masih rendah. Rasio masih 1:4, padahal target 1:15. Kalau 1:4 ini baru di rumah saja, jadi di luar sana masih banyak kasus aktif tak terdeteksi," tegas Wildan saat berbincang dengan detikcom, Kamis (20/5/2021).

Wildan menilai tracing terhadap 15 orang pasien yang positif sudah menjadi standar, sehingga mereka yang berkontak erat semua harus dideteksi agar tak menularkan pada orang lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"15 orang itu rasional untuk di-tracing, jadi harus ditingkatkan. Ini yang tak dilakukan. Dengan demikian, kontak erat itu ya masih tinggi, banyak positif tak dideteksi. Mereka terus berkeliaran dan menularkan ke orang lain," katanya.

Wildan mengaku pihaknya sudah menyampaikan sejumlah kelemahan dalam mengantisipasi sebaran virus Corona kepada Gubernur Riau Syamsuar. Dia menyarankan agar puskesmas diberi tugas sepenuhnya dalam melakukan tracing.

ADVERTISEMENT

"Sudah saya sampaikan ke Pak Gubernur dan Wali Kota. Ini ada PPKM, jadi janganlah semua diserahkan ke puskesmas untuk tracing. Orang puskesmas juga kan selama ini ada kerjaan, bantulah Dinas Kesehatan Provinsi atau kota," katanya.

Dia kemudian mencontohkan kasus Ustaz Tengku Zulkarnain, yang meninggal dunia dalam keadaan positif COVID-19 setelah safari dakwah ke tiga kabupaten di Riau. Dalam hal ini, tracing seharusnya dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi.

"Apalagi ada kasus lintas kabupaten (Ustaz Tengku Zulkarnain), harusnya ini dari Dinas Kesehatan Provinsi turun, lebih aktif," kata Wildan.

Selain itu, kata dia, wilayah di Pekanbaru selama ini tidak pernah menjadi zona hijau pada masa pandemi. Hal itu terjadi karena banyak orang yang pergi berlibur ke Pekanbaru.

"Pekanbaru ini tidak pernah turun. Kalau turun itu hanya ke oranye. Kemudian ini naik lagi, maka kita nilai ini polanya ada jemput bola. Banyak orang daerah datang ke Pekanbaru, berlibur pulangnya bawa kasus dan ditularkan di daerahnya," kata Wildan tegas.

"Dumai dan Pekanbaru ini juga kan berkaitan. Mobilitas tinggi. Kalau ini tidak dikurangi, yang pasti kasus tetap tinggi. Mudah-mudahan dengan kunjungan dari Presiden kemarin ini bisa turun. Semua kepala daerah dihadirkan," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi menyoroti kasus COVID-19 di Riau yang melonjak drastis. Jokowi mengingatkan penanganan kasus COVID-19 jangan menunggu suasana kacau.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat memberikan arahan kepada Forkopimda se-Riau di Pekanbaru seperti ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (20/5/2021). Jokowi awalnya memaparkan mengenai data kasus COVID-19 nasional.

"Kita ingat perkembangan COVID nasional di awal Februari itu kasus aktif ada 176 ribu, coba kita lihat di awal Februari atau awal Januari 176 ribu. Udah mendekati 200 ribu, tetapi sekarang kita berada di kasus aktif 87 ribu, turun separuh lebih. Dari 176 ribu turun menjadi 87 ribu, pagi tadi data yang kita terima. Penurunannya 50,5 persen, penurunannya," kata Jokowi.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Simak Video: Kasus Corona di Riau Melonjak, Jokowi: Jangan Tunggu Chaos!

[Gambas:Video 20detik]



Jokowi mengingatkan penanganan kasus COVID-19 harus cepat. Jangan sampai, kata Jokowi, kasus COVID-19 yang menurun membuat masyarakat lengah.

"Begitu ada satu kasus positif di sebuah RW, langsung isolasi, karantina. Kalau berat, tadi disampaikan Pak Menkes, bawa ke rumah sakit. Tetapi hati-hati kalau sudah turun jangan lengah, jangan hilang kewaspadaan, jangan lengah dan jangan tunggu chaos baru kita bertindak, terlambat," ujar Jokowi.

Hal itu pulalah yang menjadi alasan Jokowi mengunjungi Riau. Dia ingin mengingatkan soal pentingnya kerja sama dalam penanganan COVID-19.

"Kenapa saya datang ke Riau, ini karena ingin mengingatkan, mengingatkan kita semuanya betapa kita perlu bekerja bersama-sama. Jangan lengah, dan ada respons yang cepat kalau ada peningkatan," kata Jokowi.

"Data itu selalu setiap hari menjadi makanan sehari-hari saya. Posisi setiap provinsi seperti apa, posisi nasional seperti apa. Kabupaten-kota seperti apa, kelihatan semuanya. Saya datang ke sini juga dalam rangka itu, karena angkanya kelihatan," ucap Jokowi.

Barulah Jokowi memaparkan data kasus COVID-19 di Riau. Dia menyoroti kasus aktif yang meningkat tajam.

"Coba kita lihat kasus aktif di Riau, bulan Februari coba kita lihat masih rendah, Februari masih rendah yang dulu 2020 di tertinggi, sudah turun sebetulnya, sudah turun sampai ke angka 1.071 di Februari sudah turun ini, ada kelengahan pasti, begitu Maret naik, 1.302 langsung. April naik menjadi 4.865. Meskipun sekarang turun sedikit tapi masih di posisi yang tinggi, hati-hati mengenai ini, hati-hati," ujar Jokowi.

Jokowi juga menyampaikan mengenai angka kesembuhan COVID-19 di Riau. Dia meminta semua pihak terus berusaha meningkatkan angka kesembuhan tersebut.

"Oleh sebab itu, Menkes menyampaikan, kalau kurang ventilator, segera infokan, kalau obatnya terlambat, segera infokan, karena kunci-kuncinya ada di situ. Angka kesembuhan per kabupaten/kota juga kelihatan," ucap Jokowi.

"Kita lihat yang angka kesembuhannya yang rendah di mana, di Kuantan Singingi paling bawah di 76 persen, ini hati-hati rumah sakit, hati-hati. Rokan Hilir paling baik di 91, Kampar baik juga di 91. Rokan Hulu baik juga di 90. Yang lain mari kita bersama ditingkatkan untuk kesembuhannya," sambung Jokowi.

Setelah itu, Jokowi membeberkan data setiap daerah di Riau. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengingatkan semua pihak tidak lengah karena terjadi kenaikan kasus yang cukup drastis.

"Kita lihat per kabupaten/kota kelihatan, meskipun warna hijau itu coba sebelumnya rendah, kemudian semua eksponensial melonjaknya drastis, ini ada apa? kelengahan kita tidak melihat kasus per kasus itu harian. Sehingga tahu-tahu eksponensial. Dari Maret kemudian eksponensial naik. Memang ada 10 kabupaten ini sudah turun tapi masih tinggi. Yang daerah tadi dua hati-hati, mana tadi, Pelalawan dan yang merah satu lagi di Kepulauan Meranti," beber Jokowi.

Halaman 2 dari 2
(ras/man)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads