Suara Tak Setuju Gubernur Bengkulu soal DO Siswi Penghina Palestina

Round-Up

Suara Tak Setuju Gubernur Bengkulu soal DO Siswi Penghina Palestina

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 19 Mei 2021 21:05 WIB
aplikasi tiktok
Aplikasi TikTok (Foto: Unsplash/Kon Karampelas)
Jakarta -

Siswi SMA di Bengkulu berinisial MS dikeluarkan (drop out atau DO) dari sekolah karena menghina Palestina lewati video di aplikasi TikTok. Suara tak setuju atas sanksi DO itu pun muncul.

Salah satunya dari Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah. Dia tak setuju karena pendidikan merupakan hak setiap anak.

"Seharusnya hak pelajar jangan diputus karena, bila diputus, akan merugikan pelajar tersebut," ujar Rohidin kepada wartawan, Rabu (19/5/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rohidin mengatakan sanksi DO akan merugikan siswi tersebut. Alangkah baiknya, kata Rohidin, siswi itu diberi pemahaman.

Lebih lanjut Rohidin menyebut peran guru perlu dimaksimalkan dalam mendidik pelajar. Dia mengingatkan agar para pelajar lebih bijak dalam menggunakan medsos.

ADVERTISEMENT

"Saya minta peran guru agar bisa lebih ditingkatkan dan dapat mengontrol peserta didik mereka di sekolah," tutur Rohidin.

"Mulai saat ini saya minta seluruh pelajar maupun mahasiswa bisa lebih bijak menggunakan media sosial," tambahnya.

Keputusan sanksi DO yang diberikan MS itu diumumkan oleh dinas pendidikan wilayah setempat. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Kabupaten Bengkulu Tengah Adang Parlindungan mengatakan, berdasarkan hasil rapat pada Senin (17/5), siswi tersebut dikembalikan kepada orang tuanya atau di-DO dari sekolah.

"Hasil rapat sudah jelas, perbuatan yang dilakukan MS membuat nama pendidikan di Bengkulu Tengah terluka dan solusinya pihak sekolah mengembalikannya ke orang tuanya," kata Adang saat dimintai konfirmasi, Selasa (18/5).

Simak selengkapnya di halaman berikut

Tonton juga Video: Kata Wakil Ketua Komisi X soal Siswi yang DO Karena Hina Palestina

[Gambas:Video 20detik]



Dalam rapat itu, pihak sekolah memanggil MS bersama orang tuanya. Pihak sekolah juga mengundang pihak TNI, Polri, dan anggota DPRD Bengkulu Tengah.

Pihak sekolah juga turut mengundang ulama serta tokoh agama setempat untuk mencari solusi terkait kasus tersebut. Dalam pertemuan itu, ibu MS menangis pilu.

Kini MS telah meminta maaf atas perbuatan yang dilakukan. MS mengaku siap menerima risiko atas unggahannya itu.

"Saya memohon maaf kepada negara Palestina dan bangsa atas unggahan pernyataan saya di TikTok. Saya berjanji akan siap menerima semua risiko atas perbuatan saya. Sekali lagi saya mohon maaf," kata siswi tersebut setelah melakukan mediasi di Polres Bengkulu Tengah, Selasa (18/5).

Sementara itu, pihak kepolisian mengimbau masyarakat lebih bijaksana dalam menggunakan medsos. Siswi tersebut diserahkan ke orang tua.

"Seluruh masyarakat harus lebih bijak dalam menggunakan media sosial," kata Kabid Humas Polda Bengkulu Kombes Sudarno.

"Untuk kasus ini telah kita lakukan pemeriksaan, termasuk mediasi ke pihak sekolah dan dinas terkait. Namun karena tidak ada aduan, untuk sementara siswi kita kembalikan ke orang tuanya untuk dilakukan pembinaan," tambahnya.

Video penghinaan terhadap Palestina tersebut dikecam banyak pihak. Sebab, saat ini Palestina sedang menghadapi serangan tak henti-henti yang dilakukan Israel.

Peristiwa serupa juga terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Tapanuli Tengah, Sumatera Utara (Sumut). Untuk kasus di NTB, pelakunya telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan polisi.

Halaman 2 dari 2
(eva/lir)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads