DKI Jawab Polemik 'Makam Tutup tapi Mal Buka'

Round-Up

DKI Jawab Polemik 'Makam Tutup tapi Mal Buka'

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 15 Mei 2021 22:06 WIB
Gedung Balai Kota DKI Jakarta.
Foto: Gedung Balai Kota DKI Jakarta. (Ari Saputra-detikcom)
Jakarta -

Warga ramai-ramai mengkritik penutupan tempat pemakaman umum (TPU) saat lebaran. Warga marah karena tidak bisa berziarah di hari lebaran yang sudah menjadi tradisi.

Di sisi lain, warga juga membandingkan kebijakan ini dengan mal yang tetap dibuka saat lebaran. Bahkan penutupan TPU ini sempat membuat warga cekcok dengan petugas, di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat pada Jumat (14/5).

Di antara warga yang protes, ada seorang pria yang mencurahkan keluh kesahnya. Dia heran karena pemakaman ditutup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang makam ditutup, lihat mal! Orang-orang pada makan, belanja, semua," kata pria berbaju hijau itu.

Bukan hanya dari warga, kritikan itu juga datang dari Anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Fadli Zon. Dia menyentil kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengizinkan mal dibuka, namun ziarah kubur di tempat pemakaman umum (TPU) dilarang.

ADVERTISEMENT

"P @aniesbaswedan, sebaiknya mal ditutup saja klu ziarah di TPU pun tak dibuka. Ini mengganggu rasa keadilan. Mal di ruang tertutup ber-AC, TPU di ruang terbuka. Lebih bahaya mana?," kata Fadli Zon.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria angkat bicara terkait hal ini, simak di halaman berikutnya

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria pun angkat bicara. Riza mengatakan sulit menerapkan prokes di TPU.

"Ya memang mal dan lain-lain juga berpotensi kerumunan, cuma kan sudah dibatasi, kan tempat pariwisata masuknya dibatasi 30 persen dan secara online, kalau di kuburan kan nggak bisa secara online, sulit membatasinya. Makanya (TPU) ditutup pilihan terbaiknya," ujar Riza saat dihubungi detikcom, Jumat (14/5/2021).

Riza mengatakan TPU ditutup untuk ziarah hanya berlangsung hingga Minggu (16/5). Setelah itu, warga boleh berziarah kembali.

"Kebijakan penutupan pemakanan sementara sampai hari Minggu dimaksudkan agar tidak terjadi kerumunan, karena kita tahu ziarah kubur di musim Lebaran ini sangat padat, menimbulkan gesekan, apalagi jalannya kecil-kecil gang-gangnya. Kumpul semua keluarga, dari kakek, nenek, dari ibu, cucu biasanya kumpul semua di situ. Di situ dapat berpotensi kerumunan, pada akhirnya dapat menularkan (virus Corona)," ucapnya.

Politikus Gerindra itu meminta warga berhati-hati dalam mengantisipasi penularan virus Corona. Terlebih saat ini mutasi baru COVID-19 telah ditemukan di berbagai negara.

"Makanya kita harus hati-hati, ada varian baru dari Inggris, dari India, dari Afrika Selatan yang penyebarannya lebih mudah, lebih cepat. Karena itu harus ada upaya ekstra melakukan upaya pembatasan, di antaranya tempat-tempat yang berpotensi jadi kerumunan, termasuk di kuburan, tempat pemakaman," katanya

Halaman 2 dari 2
(eva/eva)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads