Cerita Korban Syok Gegara Direkam Diam-diam Saat Mandi di Hotel Bobobox

Cerita Korban Syok Gegara Direkam Diam-diam Saat Mandi di Hotel Bobobox

Danu Damarjati - detikNews
Jumat, 14 Mei 2021 12:26 WIB
Bobobox, startup pengelola jaringan hotel kapsul berinovasi di tengah gempuran pandemi COVID-19. Bobobox menghadirkan dua lokasi penginapan baru yang didukung Internet of Things (IoT).
Foto ilustrasi, tidak berhubungan dengan berita. (Bobobox)
Jakarta -

Perekaman diam-diam di kamar mandi salah satu hotel kapsul di Jakarta Pusat, Bobobox, telah membuat korban syok. Bagaimana tidak kaget? Ada tangan muncul menggenggam ponsel pintar saat korban sedang telanjang!

"Gue (saya) sebagai cowok syok karena baru pertama kalinya merasakan jadi korban pelecehan di tempat publik," kata korban sebagaimana yang dia ungkapkan lewat cuitan di Twitter, dikutip detikcom atas seizin korban.

Peristiwa itu terjadi pada Rabu (12/5) kemarin, di kamar mandi hotel kapsul tersebut. Kamar mandi itu bertipe shared bathroom atau kamar mandi yang bisa digunakan secara massa dengan sekat-sekat tembok pemisah bilik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 10.30 WIB pagi, korban mulai masuk ke kamar mandi. Dia mendengar ada langkah kaki, meski tidak curiga. Namun, langkah kaki itu terdengar seperti bolak-balik di sekitarnya.

Si korban lantas melanjutkan aktivitas mandinya. Tiba-tiba, dia melihat ada tangan yang muncul dari celah atas dinding bilik.

ADVERTISEMENT

"Benar saja pas beberapa detik gue kecolongan momen, eh gue langsung refleks nengok ke belakang atas itu, literally ada tangan! Sambil megang handphone warna biru tua yang gue nggak tahu mereknya dan blitz-nya nyala! Sambil diayunin ke kanan kiri buat ambil angle yang pas!" kata dia.

Selanjutnya, korban gemetaran:

Tonton juga Video: Tips Aman dari Pelecehan Seksual di Internet ala Cinta Laura

[Gambas:Video 20detik]



Refleks, si korban langsung mengumpat keras dengan kata-kata binatang. Tangan itu lantas masuk kembali ke sebalik dinding. Si perekam misterius kabur.

"Pas saat itu juga, gue langsung panic attack! Gemetaran nggak karuan! Kesel! Takut! Mau nangis! pokoknya nggak jelas. Gue cuma bisa membatu saja sekitar dua menit kayak nggak nyangka. Anjrit, gue barusan direkam?!" kata dia.

Saat peristiwa perekaman berlangsung, korban tidak kuasa langsung bertindak menarik tangan pelaku perekaman. Dia terlalu kaget. Hal ini dijelaskannya kepada pihak yang mempertanyakan refleksnya saat mengetahui ada tangan berponsel yang merekamnya dari balik dinding.

"Maaf, Sob, kalau gue bisa, gue mau banget langsung tarik tangan itu orang atau mungkin tonjok tangannya sampai handphone-nya jatuh. But you should know that's not as easy like that. Gue cuma bisa doain semoga lu nggak ngerasain deh," kata dia.

Kini, korban berencana melaporkan peristiwa itu ke polisi. Pihak Bobobox melalui CEO Indra Gunawan juga bakal mendampingi.

"Dalam waktu dekat, saya dan CEO Bobobox akan mengadakan meeting dan sama-sama datang ke Polres Metro Jakarta Pusat untuk melakukan pelaporan agar selanjutnya proses penangkapan dan investigasi pelaku dilanjutkan oleh pihak Kepolisian," kata dia saat dihubungi detikcom, Kamis (13/5) kemarin.

Pihak kepolisian mempersilakan korban melapor. Polisi siap mendalami laporan yang masuk.

"Silakan saja (melapor), sampai saat ini belum ada pelaporan di polisi," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Teuku Arsya Khadafi saat dihubungi, Kamis (13/5) kemarin.

Halaman 2 dari 2
(dnu/bar)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads