Gerindra Minta Polemik 75 Pegawai KPK Tak Dikaitkan dengan Jokowi

Gerindra Minta Polemik 75 Pegawai KPK Tak Dikaitkan dengan Jokowi

Matius Alfons - detikNews
Kamis, 13 Mei 2021 07:23 WIB
Habiburokhman
Foto: Habiburokhman (dok. Istimewa)
Jakarta -

Direktur Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Universitas Andalas (Unand) Feri Amsari menilai ada perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) di balik penonaktifan Novel Baswedan dan 74 pegawai KPK lainnya. Wakil Ketua Umum Gerindra, Habiburokhman menyebut tudingan penonaktifan berkaitan dengan Jokowi terlalu jauh.

"Kami berharap polemik hasil TWK tidak dikaitkan Pak Presiden, jauh sekali kalau ke situ," kata Habiburokhman, saat dihubungi, Rabu (12/5/2021).

Tak hanya itu, Habiburokhman juga meminta agar polemik TWK hingga penonaktifan 75 Pegawai KPK tidak dijadikan ajang untuk merusak hubungan yang ada di internal KPK. Dia meyakini baik pimpinan KPK dan para pegawai sama-sama berintegritas dan berkinerja baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masalah ini jangan juga dijadikan ajang untuk merusak hubungan 75 orang tersebut dengan pimpinan KPK. Kami yakin kedua belah pihak adalah aset bangsa, orang-orang yang integritasnya sama-sama teruji dan terbukti telah berkinerja cukup baik selama periode ini," ucapnya.

"Kerja-sama yang baik antara mereka bukan hanya memperbaiki kinerja bidang pencegahan dan edukasi tetapi juga tetap mempertahankan prestasi penindakan dengan melakukan serangkaian OTT dan pengungkapan kasus-kasus besar," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Saksikan juga 'ICW Nilai Novel Cs Disingkirkan KPK untuk Hambat Kasus Besar!':

[Gambas:Video 20detik]



Anggota Komisi III ini menyebut nantinya akan ada rapat internal Komisi III untuk membicarakan terkait polemik TWK 75 pegawai ini. Dia menyebut pada prinsipnya jangan sampai ada pihak yang disingkirkan atau disudutkan akibat polemik ini.

"Dalam rapat internal komisi III tanggal 17 besok saya akan mengusulkan agar Komisi III proaktif mencari solusi terbaik, prinsipnya jangan ada pihak yang merasa disingkirkan dan jangan ada pihak juga yang merasa disudutkan," ujarnya.

Tak hanya itu, dia juga meminta KPK untuk mempertimbangkan tes ulang terhadap ke-75 pegawai tersebut. Menurutnya para pegawai tersebut harus diakomodir oleh KPK.

"Perlu dipertimbangkan semacam tes ulang atau reedukasi, 75 pegawai tersebut sebisa mungkin diakomodir," tuturnya.

Direktur Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Universitas Andalas (Unand) Feri Amsari menilai ada perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) di balik penonaktifan Novel Baswedan dan 74 pegawai KPK lainnya.

"Bukan tidak mungkin KPK akan berubah menjadi lembaga bargaining politik," ujar Feri saat dihubungi, Selasa (11/5/2021).

Feri menuding ada perintah menonaktifkan Novel dan 74 pegawai lain lewat tes wawasan kebangsaan (TWK). Dia menuding perintah itu datang dari Presiden Jokowi.

"(Sebanyak) 75 orang itu merupakan orang-orang yang menangani kasus-kasus penting yang melibatkan partai-partai besar dan orang-orang penting. Ini adalah upaya Firli atas perintah presiden untuk memastikan kasus-kasus besar tidak berlanjut," kata Feri.

Halaman 3 dari 2
(maa/man)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads