Polda Metro Jaya membuka peluang meniadakan jalur sepeda permanen di kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta jika keberadaannya dinilai tak efektif. Dinas Perhubungan DKI Jakarta belum mengetahui usulan itu dan meminta agar pengemudi sepeda motor tertib dalam berkendara.
"Pemerintah itu terus berupaya untuk menyediakan fasilitas yang memenuhi aspek keselamatan, keamanan, bagi para pengguna ruang jalan, salah satunya para pesepeda, begitu ada fasilitas disiapkan memang saat ini masih dalam tahap konstruksi, sehingga bisa saja ada pelanggar yang melakukan kesalahan," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Syafrin Liputo, Selasa (11/5/2021).
Syafrin mengaku belum mengetahui permintaan Polda Metro Jaya meniadakan jalur sepeda permanen di kawasan ini. Kendati demikian, dia meminta agar pengendara sepeda motor yang menerobos jalur sepeda untuk mengubah perilaku dan tertib.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Justru dari hasil perencanaan hasil pembahasan ini yang paling utama dengan memperhatikan faktor apa prilaku pengemudi kita," tegasnya.
Saat ini, Syafrin akan memaksimalkan sosialisasi mengenai jalur sepeda permanen kepada masyarakat. Dia pun menegaskan pihaknya belum berencana mengganti planter box dengan bahan yang lebih lunak.
"Tentu yang kami lakukan ke depan adalah akan terus berupaya mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa di koridor Sudirman-Thamrin ini nantinya bahwa akan adan jalur sepeda permanen," jelasnya.
"Sehingga yang ingin kita lakukan adalah bagaimana mengubah perilaku para pengemudi kendaraan bermotor untuk memahami bahwa di sana ada jalan bersama bukan jalan dia sendiri saja. Ada untuk pesepeda dan sebagainya," sambungnya.
Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Fahri Siregar sebelumnya menyebut pihaknya membuka peluang meniadakan kembali jalur sepeda permanen di Jalan Sudirman-Thamrin. Hal itu bisa diambil jika keberadaan jalur itu dinilai tidak efektif.
Menurut Fahri, pelanggaran di sekitar jalur sepeda terjadi saat volume lalu lintas tinggi di sekitar pukul 08.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB. Namun, di rentang jam tersebut, intensitas pesepeda melintas justru dinilai telah menurun.
"Memang kita perlu lakukan kajian perlu nggak lagi nanti lajur sepeda permanen. Jadi jalur sepeda permanen walaupun sudah diputuskan bisa dioperasionalkan setelah dari FGD kemarin, kita harus lakukan kajian-kajian lagi," kata Fahri saat dihubungi, Sabtu (8/5).
Evaluasi keberadaan jalur sepeda itu menyusul masih maraknya pelanggaran lalu lintas di jalur sepeda. Fahri mengatakan pihaknya akan mengumpulkan sejumlah data sebelum memutuskan perlu-tidaknya jalur sepeda dilanjutkan.
"Kita kaji lagi kaya kemarin ada kecelakaan lalu lintas walaupun penyebab utamanya bukan jalur sepedanya permanen, tapi fatalitas itu begitu tabrak jalur sepeda permanen itu fatalitasnya ada. Jadi kendaraan itu terbentur lebih keras karena dia (pembatas) terbuat dari beton seberat 300 kg," ungkap Fahri.